Mediasi Buntu, Kasus Guru Kasri Berlanjut

Kasus Guru Kasri Berlanjut
MEDIASI : Proses mediasi antara Kasri, guru agama SDN 4 Kerumut, dengan orang tua AH, siswa yang dipukul Nasri. Mediasi gagal dan kasus ini berlanjut. (M. GAZALI)

SELONG-Kasus pemukulan yang dilakukan guru SDN 4 Kerumut Kecamatan Pringgabaya, Kasri, terhadap siswanya, AH, berlanjut setelah proses mediasi di Polsek Pringgabaya, Senin (10/9), gagal. Padahal kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan mengigat antara pelapor dan terlapor punya ikatan keluarga.

Mediasi itu menemukan jalan buntu. Pihak pelapor masih belum bersedia menyelesaikan masalah ini dengan damai. Pernyataan terlapor dan pihak sekolah yang disampaikan ke media massa, dianggap telah mencoreng nama baiknya. Selain itu, pelapor juga menganggap jika terlapor ini sejak awal tidak ada niat baik menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. “Hasil mediasi tidak ada kesepakatan. Proses hukumnya tetap berlanjut,” kata Ida Royani selaku kuasa hukum pelapor Endang Sri Hastuti. Endang adalah orang tua AH.

Dia menyampaikan mediasi itu dihadiri langsung oleh pelapor dan terlapor. Tapi menurut Ida, dalam proses mediasi terlapor terkesan masih mempertahankan ego dan tidak mau menyampaikan permohonan maaf secara terbuka seperti yang diinginkan keluarga sang siswa.  Pelapor ingin guru agama tersebut mengakui kesalahannya. Hal yang sama diminta kepada pihak sekolah. Pihak sekolah diminta mengklarifikasi keterangan yang pernah disampaikan ke media massa bahwa guru Kasri tidak pernah diserang dan dipukul oleh orang tua AH. “Selesai mediasi, saya dihubungi pihak Polsek Pringgabaya memberitahu jika terlapor akan datang ke rumah untuk minta maaf. Tapi klien saya minta supaya yang datang tidak hanya guru itu, tetapi bersama pihak sekolah lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu terlapor yakni guru SDN 4  Kerumut, Kasri, mengaku sangat menyangkan sikap pihak keluarga AH yang tidak mau menyelesaikan masalah ini  dengan baik. Padahal dalam mediasi itu dia telah menyampaikan permohonan maaf.” Tapi tetap tidak mau selesaikan secara kekeluargaan. Prosesnya tetap berlanjut. Saya berharap pikirannya bisa berubah,” jawabnya.

Baginya, masalah ini adalah hal yang sepele. Semestinya tidak perlu untuk dibesar-besarkan. Apalagi  siswa yang dipukul itu tidak sampai luka serius dan dirawat di rumah sakit. “Kalau merasa keberatan karena saya pukul anaknya, saya rasa itu dimaklumi. Namanya juga kita manusia, ada khilaf,” ungkapnya.

Soal permintaan agar ia langsung datang ke rumah AH bersama pihak sekolah, Kasri menjawab memang ada rencana untuk mendatangi rumah yang bersangkutan. Tapi dia sedang mencari waktu yang tepat.”Tapi kalau tetap  tidak mau damai, saya mau apa. Yang pasti keinginan saya masalah  ini jangan sampai berlanjut. Dan diselesaikan secara kekeluargaan,” harap Kasri.(lie)

Komentar Anda