Maulid Adat Berlangsung Dua Hari

MAULID ADAT: Dokumentasi maulid adat yang diikuti Wakil Ketua DPRD KLU Mariadi. (IST/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Peringatan maulid adat akan dilangsungkan pada 21-22 Oktober 2021. Peringatan dipusatkan di Masjid Kuno Bayan Beleq.

“Peringatan maulid adat disesuaikan dengan Kalender Wariga Adat Bayan. Di mana pada tanggal 21 Oktober bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul Awal 1443 H. Kalau menurut Kalender Wariga Adat Bayan tanggal 12 Rabiul Awal Ton Alip. Sedangkan, peraja mulud pada tanggal 22 Oktober itu bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal Ton Alip,” terang tokoh masyarakat adat, Kertamalip kepada Radar Lombok, Rabu (20/10).

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Kuno Bayan oleh Masyarakat Adat Bayan ini merupakan suatu ritual perayaan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan masyarakat adat terhadap Nabi Muhammad SAW.

Dalam pelaksanaannya dilaksanakan selama dua hari, yang pertama disebut Kayu Aiq pada 21 Oktober 2021 dan yang kedua disebut Gawe Jatuh pada 22 Oktober 2021.

Berdasarkan hitungan Kalender Wariga Adat Bayan bahwa peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Kuno Bayan oleh masyarakat Adat dari empat jemaah kepembekelan yaitu Bayan Timur, Bayan Barat, Loloan dan Karang Bajo pada 11-12 Ulan Mulud Ton Alup dengan jadwal hari pertama adalah Kayu Aiq ini, di mana ada beberapa prosesi yang dilaksanakan.

Baca Juga :  RAPBS Bakal Legalkan Pungutan Uang Komite

Adapun prosesi pada 21 Oktober di antaranya, pukul 07.0-08.00 WITA pembuatan tempat dedak (balen unggun), pukul 08.00-09.00 WITA kegiatan cuci tempat menumbuk padi (bisok rantok), pukul 09.00-10.00 WITA proses menjemput gerantung ke Bayan Barat (ngalu gerantung), pukul 10.00-15.00 WITA menerima masyarakat adat yang datang (ulek nyereat), pukul 15.00-17.00 WITA proses menumbuk padi di Karang Bajo (menutu), pukul 17.00-18.00 WITA berangkat mencari bambu petung (bau tunggul), pukul 18.00-19.00 WITA mengantar gerantung ke Masjid Kuno (nyintrang gerantung), pukul 19.00-20.00 WITA proses pemusnahan dedak (buang unggun), pukul 20.00-21.00 WITA pasang kain putih di Masjid Kuno (ngengelat), pukul 21.00-22.00 WITA pasang bambu petung di Masjid Kuno (umbul umbul), pukul 22.00-03.00 WITA presean di halaman Masjid Kuno (temetian).

Baca Juga :  Berangkat Ilegal, Sampai di Arab Saudi TKW asal KLU Ini Disiksa

Selanjutnya, 22 Oktober meliputi puncak acara yang disebut dengan acara gawe. Ada beberapa macam prosesi yang dilakukan yaitu, pukul 07.00-08.00 WITA proses potong hewan oleh Kiyai Lebe (nyembelih), pukul 08.00-09.00 WITA proses cuci beras ke Kali Muntur (bisok menik), pukul 09.00-10.00 WITA jemput payung agung dari Bayan ke Karang bajo (mengalu), pukul 10.00-11.00 WITA proses pembuatan tempat makanan (piak ancak), pukul 13.00-14.00 WITA proses menyiapkan makanan (mengageq), pukul 15.00-16.00 WITA acara iringan payung agung ke Masjid Kuno Bayan (praja mulud), pukul 16.00-17.00 WITA membawa makanan ke Masjid Kuno (nyintrang), pukul 17.00-17.30 WITA zikir dan doa.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata KLU Ainal Yakin menyampaikan, pelestarian maulid adat tetap terjaga sampai sekarang oleh masyarakat dan pemerintah. Pelestarian budaya tersebut juga menjadi daya tarik wisatawan. “Kita tetap mendukung perayaan maulid adat dengan hadir nanti Kepala Daerah, Pak Gubernur, dan Kepala Dinas Pariwisata NTB,” ujarnya. (flo)

Komentar Anda