Mataram Optimis Keluar dari Krisis Level Empat

Mohan Roliskana (dok)

MATARAM — Pemerintah Kota (Pemkot) menebar optimisme bisa keluar dari status krisis level empat pandemi Covid-19. Kendati saat ini masih menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di luar Pulau Jawa dan Bali.
Dengan kerja keras dan upaya yang nyata. Diharapkan Kota Mataram bisa keluar dari status krisis level empat yang saat ini masih disandang dengan berat. “Dengan kerja keras kiranya kita bisa optimis keluar dari level empat pandemi Covid-19 ini,” ujar Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana.

PPKM darurat masih berlangsung beberapa hari ke depan. Sisa waktu yang ada diharapkan bisa mengurangi pemaparan Covid-19 di ibu kota. Data Covid-19 juga diupayakan terus dibenahi agar bisa terkonfirmasi oleh pemerintah pusat. Sehingga status Kota Mataram bisa diturunkan yang berakibat aktivas warga masyarakat kembali normal. “Kita berharap jangan terjadi outbreak penyebaran Covid-19 di Mataram,” katanya.
Perbaikan dan sinkronisasi data terus diupayakan. Terutama jika ada perbedaan data yang ditampilkan pemerintah provisni dan diteruskan ke pemerintah pusat. Terlebih sudah ada kesepakatan klarifikasi data pasien Covid-19 yang berasal dari Lombok Barat.
Sedangkan selama ini tercatat dalam data Kota Mataram. Data tersebut kemudian sudah dipindahkan dan diakui sebagai data Lombok Barat. Data yang diakui oleh daerah tetangga itu mencapai 400 pasien. “Sekarang sudah diakui juga itu oleh pemerintah provinsi. Jadi kita perlu luruskan juga tentang data ini,” ungkapnya.
Kota Mataram pun tetap memotivasi diri untuk bekerja lebih baik. Juga tetap bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram. Karena rumah sakit plat merah tersebut tidak hanya merawat pasien dari Kota Mataram saja. Tapi menjadi rujukan daerah lainnya. “Tentu itu tidak bisa kita tolak. Kita dipilih mungkin karena fasilitas dan pelayanan yang lebih baik. Tentunya itu juga menjadi tanggung jawab tersendiri bagi Kota Mataram,” terangnya.
Kemudian tentang angka Covid-19 cenderung meningkat pasca PPKM darurat diberlakukan. Ini tak lepas dari masifnya kontak tracing yang dilaksanakan Kota Mataram. Persepsi masyarakat pun terus berkembang menyikapi bertambahnya pasien positif di ibu kota. Konsekuensinya pun harus diterima Kota Mataram.
Kemudian dampaknya juga mulai dirasakan sektor perdagangan dan jasa. Terlebih wilayah Kota Mataram yang sempit tapi diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat secara masif. “Ini sudah konsekuensinya. Mobilitas itu cukup dinamis di Kota Mataram. Itu mungkin penyebab angka covid-19 ini meningkat,” jelasnya.
Wali Kota lalu mencontohkan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Mataram. Di salah satu pekerja hotel di Mataram yang datang dari luar daerah. Pekerja ini bukan warga Kota Mataram. Setelah dilakukan pemeriksaan, terkonfirmasi positif 11 orang. seluruhnya dimasukkan menjadi data Kota Mataram.
Padahal seluruhnya bukan warga ibu kota Provinsi NTB. Penambahan ini tentunya menambah akumulasi jumlah data warga positif Kota Mataram. “Saya berharap warga masyarakat bisa ditenangkan. Kita bukan saling menyalahkan. Apa yang pemerintah dan TNI-Polri laksanakan sekarang ini tidak bisa lepas dari cara pandang masyarakat. Tapi kita yakin bisa memperbaiki performa agar Mataram keluar dari status level empat ini,” harapnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa mengatakan, cukup signifikan penambahan pasien positif tiga hari terakhir. Namun dibarengi juga dengan naiknya angka kesembuhan. Saat ini angka kesembuhan Covid-19 di Mataram dengan persentase 91 persen.
“Penambahan ini karena upaya kita yang melakukan kontak tracing. Karena di PPKM darurat ini ada kewajiban kita untuk tracing secara massal. Itu supaya positif rate bisa kita turunkan. Antisipasi juga sudah kita lakukan tentang penambahan ini. Pak Wali Kota sudah menyampaikan ketersediaan tempat tidur kita sudah cukup bagus. Itu diatas 50 persen di luar RSUD Kota Mataram,” katanya. (gal)

Komentar Anda
Baca Juga :  Divonis 8 Tahun, Mantan Kepala UPT Asrama Haji Ajukan Banding