Mataram Kewalahan Penginapan Tambahan MotoGP

RAPAT AWAL : Pemkot Mataram melaksanakan rapat awal penyediaan penginapan tambahan untuk penonton MotoGP. (Ali/Radar Lombok)

MATARAM – Kota Mataram cukup kewalahan menyediakan rumah warga jadi penginapan alternatif atau tambahan bagi penonton MotoGP Maret mendatang.

Berdasarkan permintaan BUMN, ada sekitar 70 ribu penginapan tambahan yang dibutuhkan untuk menampung tamu MotoGP. Sementara hasil rapat koordinasi antara Pemkot Mataram dan Hospitality of Indonesia Network (HIN) selaku pihak yang ditunjuk untuk mengurus penginapan tambahan tersebut. Kota Mataram diminta menyiapkan 25 ribu rumah warga menjadi penginapan tambahan untuk MotoGP. Kota Mataram sepertinya kewalahan untuk menyiapkan 25 ribu penginapan alternatif ini. ‘’Kesiapan kita mungkin tidak sebanyak yang diminta. Mereka minta 25 ribu rumah kan tidak mungkin. Sedangkan rumah di Mataram saja kapasitasnya ndak sampai sekian mungkin,’’ ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, H Nizar Denni Cahyadi usai rapat koordinasi di Kantor Wali Kota Mataram, kemarin (12/1).

Pertemuan tersebut, kata dia, baru tahap awal. Karena itu, akan ditindaklanjuti dengan melaksanakan rapat internal Kota Mataram. Yakni dengan mengundang camat, lurah dan stakeholder lainnya. ‘’Kita akan rapatkan kira-kira mana dulu rumah yang siap dan bisa kita informasikan datanya ke BUMN ini,’’ katanya.

Meski berat, Kota Mataram berupaya menyiapkan rumah yang memang dinyatakan siap. Termasuk juga nantinya, rumah kos yang kosong bisa difungsikan sebagai penginapan tambahan. ‘’Makanya ini kita akan data besok mana yang sudah siap dulu,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Kualitas Jalan Buruk Jadi Sorotan

Rumah warga jadi penginapan alternatif diakuinya sebagai peluang yang cukup besar. Terutama untuk manfaat yang didapati warga Kota Mataram dengan gelaran MotoGP nanti. ‘’Jadi nanti tidak ada lagi slogan misalnya Mataram dapat apa. Ya ini kita usahakan untuk masyarakat dapat manfaat dari MotoGP ini,’’ terangnya.

Beberapa kriteria disebutkan agar rumah warga layak dijadikan penginapan alternatif. Seperti dekat dengan sejumlah sarana penunjang. ‘’Itu kriteria yang tidak diwajibkan. Kewajibannya ada kamar, tempat tidur dan kamar mandi yang paling penting. Terus paling tidak ada rumah makan didekat sana,’’ terangnya.

Sedangkan pengaturan harga atau tarif rumah yang dijadikan penginapan alternatif, Denni mengatakan, nanti akan dibahas lebih lanjut. Tapi pastinya kata dia tarifnya di bawah kamar hotel. ‘’Nanti kita sesuaikan dengan hasil rapat besok. Kalau misalnya hotel melati itu Rp 125 ribu. Ya rumah warga mungkin maksimal Rp 100 ribu. Tapi kan tergantung rumahnya juga nanti lengkapnya seperti apa. Kita tunggu hasil rapat lanjutannya,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Ahyar : Saya Tidak Tinggalkan Tugas Pokok

Sementara itu, Vice President Travel Management HIN, Susy Napitupulu usai rapat di Kantor Wali Kota Mataram mengatakan, untuk menyiapkan penginapan tambahan ini. Kota Mataram sudah membentuk tim dan sebagai ketua adalah Kepala Dinas Pariwisata. Tugasnya untuk menentukan kriteria rumah penduduk atau kamar yang bisa digunakan. ‘’Tapi finalnya seperti apa nanti ada pengisian form dan diisi secara detail. Tapi itu tidak akan menyulitkan pemilik rumah. Kita berharapnya ada koordinasi dari lurah dan camat untuk mengisi persyaratan. Nanti diisi di sana rumahnya pakai AC atau kipas angin. Tempat tidurnya single atau bagaimana. Itu nanti yang akan kami umumkan di platform kami ,’’ katanya.

Sedangkan untuk harga kamar, nantinya diserahkan kepada pemerintah daerah. ‘’Karena kami tidak terlalu faham dengan harga pasar di sini. Jadi pemerintah daerah yang menentukan,’’ imbuhnya.

Susi menjelaskan, di Kota Mataram diproyeksikan menyediakan 25 ribu penginapan tambahan untuk gelaran MotoGP nanti. ‘’Itu nanti untuk 25 ribu penonton proyeksinya di Mataram. Kalau bisa lebih ya lebih bagus. Kami punya platform untuk memasarkan hunian ini. Pemkot kalau punya website untuk ikut memasarkan ya silahkan saja,’’ terangnya. (gal)

Komentar Anda