Mataram Dapat Penghargaan StIRRRD

Ilustrasi.

MATARAM – Pemerintah Kota Mataram mendapat penghargaan berupa sertifikat dari tim Strengthened Indonesian Resilience Reducing Risk to Disasters (StIRRRD) atau tim penguatan ketangguhan Indonesia melalui Pengurangan risiko bencana yang merupakan tim kerjasama GNS Science New Zealand dengan Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.

Sertifikat diterima secara langsung oleh Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh di aula Pendopo Wali Kota Mataram, Senin (27/3). Sertifikat ini diberikan atas peran aktif Pemerintah Kota Mataram dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram dalam mengimplementasikan proram StIRRRD tahap I dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Selain dihadiri oleh seluruh pihak terkait di lingkup Kota Mataram, penyerahan sertifikat juga dihadiri oleh pihak Universitas Mataram selaku partner tim StIRRD di Nusa Tenggara Barat.

[postingan number=3 tag=”mataram”]

Dikatakan oleh Province Leader StIRRRD Nusa Tenggara Barat dari UGM Esti Anantasari, sertifikat diberikan secara khusus karena Mataram telah berhasil melaksanakan program StIRRRD selama tiga tahun, sepanjang pelaksanaan program StIRRRD tahap I tahun 2014-2017. Dari 10 kabupaten/kota di Indonesia yang mendapat program serupa, tidak semua memperoleh capaian yang cukup baik untuk program tahap pertama tersebut sebagaimana capaian yang berhail diraih Kota Mataram. Namun tidak hanya sampai di titik ini saja, pihak UGM selaku pelaksana proyek akan terus mendampingi Kota Mataram, berjuang untuk capaian berikutnya di tahap II secara bersama-sama. “Capaian ini bukan kerja BPBD saja, tapi bersama dengan banyak pihak lain,”ungkapnya.

Baca Juga :  Empat Rumah Ibadah Kena Proyek Pelebaran Jalan

Hal senada juga dikatakan oleh perwakilan GNS Science New Zealand Nico Fournier. Dalam sambutannya yang disampaikan dalam Bahasa Inggris, Nico juga menyatakan bahwa rencana aksi yang segera dirumuskan untuk tahap kedua nantinya bukan hanya milik BPDB saja, melainkan milik semua pihak terkait, untuk memastikan masyarakat Kota Mataram dapat bertahan bila suatu saat terjadi bencana yang tidak diinginkan. Selain itu meski secara batas waktu tahap pertama telah selesai, dan tahap kedua untuk proyek StIRRRD akan selesai pada tahun 2019, tapi kerjasama terkait pengurangan resiko bencana tersebut antara Pemerintah Kota Mataram dengan tim StIRRRD akan terus berlangsung dalam waktu yang tidak terbatas.

Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh menganggap ini bentuk apresiasi atas komitmen yang telah ditunjukkan Pemerintah Kota Mataram terhadap penguatan ketangguhan melalui pengurangan risiko bencana. Mataram berada di sisi paling selatan Indonesia dan juga berada di pinggir lempeng Asia. Sehingga memiliki risiko besar dan memiliki enam dari sepuluh jenis bencana yang kerap terjadi seperti halnya banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran pemukiman, gelombang pantai, abrasi, serta konflik sosial. Namun demikian Pemerintah Kota Mataram telah berkomitmen langsung melakukan penanganan dan berupaya mengatasi secepat mungkin dengan bertumpu pada tiga faktor, yaitu; pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan.

Baca Juga :  Bandel, Satpol PP Sita Ratusan Petasan

Untungnya lanjut wali kota, bencana yang terjadi di Kota Mataram belum tergolong besar. Sampai saat ini bencana yang terjadi seperti abrasi akibat gelombang pasang karena pengaruh angin barat dari Laut China Selatan, dan banjir yang diakibatkan oleh letak Kota Mataram yang berada di bagian hulu. Untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali, Pemerintah Kota mataram juga telah merancang sistem pencegahan dengan pembuatan waduk untuk menangkap aliran sungai dari wilayah hilir yang sekaligus dapat difungsikan sebagai sumber air baku, serta secara bertahap melakukan pemasangan jetty atau pemecah gelombang di lima titik pertemuan antara badan sungai dengan pinggiran pantai yang masih membutuhkan perhatian semua pihak untuk memberikan bantuan infrastrukturnya.(dir)

Komentar Anda