MATARAM – Tiap musim hujan tiba, warga Kota Mataram menghadapi musibah banjir dan genangan. Ada banyak titik yang menjadi langganan banjir dan genangan terutama disebabkan oleh buruknya drainase.
Beberapa hari lalu wilayah Punia terendam banjir setelah hujan deras. Yang terendam adalah komplek Perumahan Tanah Haji. Air disebabkan oleh tidak berfungsinya drainase yang ada di depan Lombok Epicentrum Mall (LEM). Buruknya kondisi drainase di sepanjang Jalan Sriwijaya diakui oleh Dinas PU Kota Mataram. Kepala Dinas PU Mahmudin Tura mengakui kondisi drainase memang tidak bagus karena belum dilakukan perbaikan.” Drainase di jalan itu memang buruk karena belum bisa dilakukan perbaikan,” katanya kepada Radar Lombok kemarin (21/11).
Di Jalan Sriwijaya sebelah selatan memang sudah dilakukan perbaikan, namun untuk drainase yang ada di sebelah utara belum dilakukan perbaikan alasannya karena masih terhambat pembebasan lahan untuk pelebaran jalan. Kondisi drainase yang menyempit dimulai dari Jalan Airlangga menuju ke selatan tembus ke Jalan Sriwijaya.”Karena ada peninggian jalan di sebelah barat dan timur, airnya berkumpul di depan LEM untuk antre mengalir di drainase yang sudah menyempit,” katanya.
Agar tidak berlangsung terlalu lama, Kota Mataram menargetkan diri bebas dari genangan. Dinas PU akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas PU Provinsi NTB apakah akan melakukan perbaikan drainase yang primer yakni yang ada di jalan utama atau tidak.” Yang penting itu drainase primer ini,” ungkapnya.
Ia menyebut luapan air yang dari timur muara mengarah ke arah barat di Tanah Haji. Meskipun sudah ada tiga krossing besar yang ada tapi belum bisa menampung debit air. Kemungkinan karena adanya pendangkalan di sebelah utara sehingga air genangan air lebih banyak di sebelah utara.
Pihak PU juga berusaha untuk memecah arus air yang mengalir dari sungai agar bisa diarahkan ke Kali Ancar, sehingga debit air yang mengalir melewati kawasan Punia bisa lebih sedikit. Sampai saat ini ada beberapa titik lokasi yang masih menjadi langganan genangan seperti di komplek Tanah Haji, Jalan Sriwijaya, Jalan Airlangga, Jalan TGH Faisal, Jalan Tohpati dan komplek perumahan di Sweta.” Titik ini yang masih rawan genangan," tegasnya.
Untuk bisa bebas dari genangan, Kota Mataram membutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar untuk melakukan perbaikan drainase. Tahun 2016 Dinas PU mengalokasikan dana sekitar Rp 3 miliar untuk drainase. Tetapi sekitar Rp 2 miliar untuk pembayaran gaji, sisanya untuk perbaikan saluran.
Lurah Punia Zaenudin menyebut genangan yang terjadi di kelurahannya tersebut memang sering terjadi. Kondisi ini terjadi karena tidak berfungsinya saluran.” Genangan itu karena buruknya kualitas saluran drainase yang ada," kata Zaenudin.(ami)