Mata Air Tuhan di Taman Suranadi

ANDA yang hobi berwisata rohani, tidak akan salah memilih kalau mengunjungi kawasan wisata Taman Suranadi. Bagian demi bagian kawasan indah ini memiliki aura kenikmatan tersendiri, temukan seni agung Tuhan disini.

Bagi wisatawan yang mungkin saja tengah menikmati wisata sejarah Taman Narmada, ada baiknya untuk meneruskan perjalanan sekitar dua kilometer ke arah utara, tepatnya di Taman Wisata Suranadi.

Di tempat ini, pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan bangunan Pura lengkap dengan serpihan-serpihan sejarahnya, hingga obyek air suci yang disakralkan warga setempat. Jangan lupa, suguhan makanan khas akan menyambut rasa lelah anda.

Taman Suranadi dengan luas sekitar 50 hektar masuk dalam kawasan wisata Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Taman ini berlokasi di kawasan hutan lereng Gunung Rinjani. Sebenarnya, inti Taman ini adalah bangunan Pura peninggalan leluhur abad VIII/XIV. Pura Suranadi merupakan salah satu dari banyak Pura yang ada di Lombok Barat.

Sebagai sarana aktivitas ritual keagamaan, Taman Suranadi tidak saja dikelilingi oleh alam yang masih lestari, seperti adanya Taman Wisata Alam, serta fasilitas penginapannya. Namun juga memiliki Pura-Pura yang berpola menyebar, sesuai dengan keberadaan sumber mata air yang terdapat di kawasan setempat. Lokasi Pura, terkait dengan keberadaan sumber tersebut.

Baca Juga :  Pemkab Tawarkan Investor Kelola Suranadi

Di Suranadi terdapat tiga buah kelompok Pura, masing-masing diberi nama sesuai dengan fungsi sumber air yang ada di dalamnya, yaitu Pura Ulon/Gaduh, Pura Pangentas dan Pura Pabersihan.

“Saya suka dengan tempat ini, tentram, damai, cocok untuk penyembuhan jiwa,” ungkap Yogi (45), asal Kota Batu, Malang, Jawa Timur, saat ditemui di kompleks Taman beberapa waktu lalu.

Yogi mengaku hampir setiap tahun datang ke tempat ini, selain dalam rangka mengambil Air Awet Muda Taman Narmada.

Taman Suranadi juga menyimpan pesona lain, yakni keberadaan sejumlah mata air suci yang disakralkan warga sekitar, terutama komunitas masyarakat yang beragama Hindu. Hingga saat ini, mata air tersebut menjadi tempat masyarakat mengambil air keperluan untuk upacara keagamaan.

Bagi umat Hindu, air sangat disakralkan untuk kegiatan beribadat. Umumnya, diawali dari pembersihan fisik ragawi dengan kegiatan mandi jasmani, sebagai pembersihan bagian yang kasat mata. Dilanjutkan kemudian dengan tahapan awal pembersihan rohani, dimulai dari percikan tirta di jaba tengah Pura (depan gerbang) sebelum mulai persembahyangan di jeroan (dalam) Pura.

Baca Juga :  Pemkab Tawarkan Investor Kelola Suranadi

Usai persembahyangan, umat menerima percikan air tirta dari sulinggih atau pendeta, dan meraupnya melalui susunan kedua telapak tangan, serta membasuh wajah masing-masing.

Keindahan alam yang ditawarkan di Taman Suranadi tak lengkap rasanya bila tak sempat mencicipi hidangan kuliner berbagai menu khas yang tersaji, dengan citarasa yang sungguh nikmat. Hidangan khas yang ditawarkan di sekitar taman wisata tersebut adalah menu makanan yang sangat menggairhakan selera makan.

Makanan khas dimaksud yakni berupa beberapa bagian. Diantaranya nasi putih, pelecing kangkung, sup, telur dadar gulung, ayam goreng, ayam pedas, ikan bakar, sate pusut dan sudah pasti sambalnya yang khas.

Tidaklah sulit untuk mendapatkan menu makanan khas Suranadi, baik secara paket maupun porsi. Dengan mudah  pengunjung dapat dengan mudah mampir di sejumlah rumah makan yang ada di tepi jalan masuk ke kawasan ini. (git)

Komentar Anda