Masyarakat Diminta Waspada Aliran Sesat

SELONG—Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Timur (Lotim) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai keberadaan ajaran yang menyimpang dari luar akidah Islam. Ini menyikapi sejumlah isu aliran sesat di daerah ini, sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya pengerusakan rumah dugaan panganut aliran sesat di wilayah Rumbuk Timur, Sakra beberapa hari lalu.

“Malasah penistaan agama atau aliaran sesat bisa saja terjadi. Masyarakat kita minta berhati-hati,” pesan Kepala Kantor Kemenag Lotim, H. Nasruddin, Jum,at (23/4).

Dikatakan, selama ini informasi tentang keberadaan aliran sesat hanya sekedar isu semata. Persoalan ini sering kali dipolitisir, bahkan setelah ditelusuri nyatanya itu sama sekali tidak ada. Namun gejala terkait keberadaan aliran sesat lanjutnya, pihaknya bersama unsur lainnya tetap melakukan pengawasan.

Baca Juga :  Ali BD: Sekolah Banyak, Tapi Kualitas Kurang

Jika ditemukan  indikasi, pihaknya akan langsung merespon cepat. Baik itu dilakukan internal Kemenag, maupun melibatkan Tim Pakem. “Tim pakem melibatkan pihak Kemenag, Kepolisian, TNI, dan unsur-unsur lainnya. Kita bergerak cepat,” jawab Nasruddin.

Sementara terkait dugaan aliran sesat di Sakra Timur, yang penganutnya sampai menghamili gadis yang masih muda, diakui Nasruddin dirinya sejauh ini belum menerima informasi itu. Jika itu benar adanya, maka perlu untuk ditelusuri lebih lanjut. “Masalah itu kita belum terima laporan,” jawabnya.

Baca Juga :  Jenazah Dua TKI Lotim Teridentifikasi

Selanjutnya, dalam upaya bagaimana masyarakat tidak mudah terpengaruh keberadaan paham yang menista agama dan diluar ketentuan akidah Islam, selama ini pihaknya terus turun ke masyarakat untuk memberikan pemahaman.

Kesempatan itu, masyarakat juga diberikan pemahaman menyangkut ilmu agama, agar masyarakat bisa memilah mana yang benar dan yang tidak benar. “Kami dari Kemenag melakukan segala upaya,” sebutnya.

Tidak hanya pemahaman terkait masalah aliran sesat saja, pemahaman juga dapat dilakukan melalui penyuluhan, baik itu dilakukan di Pondok Pesantren maupun majelis taklim. (lie)

Komentar Anda