Masyarakat Didorong Investasi Pasar Modal Syariah

PASAR MODAL SYARIAH: Kepala Bagian Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah OJK Pusat, Arif Machfoed, saat memberikan edukasi pasar modal syariah di Kampus IAIN Mataram. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Otoritas Jasa Keuanga (OJK) mendorong masyarakat NTB untuk memilih berinvestasi di pasar modal syariah. Selain untuk mensyiarkan syariat Islam, juga menghindari masyarakat dari berinvestasi di lembaga atau perusahaan bodong.

“Saya melihat di NTB sangat besar potensi dalam mengembangkan pasar modal syariah,” kata Kepala Bagian Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah OJK Pusat, Arif Machfoed beberapa waktu lalu.

Dikatakan, jika melihat potensi pasar modal syariah di Provinsi NTB sangat besar, Terlebih lagi, mayoritas penduduk NTB merupakan muslim. Hanya saja, untuk memperkenalkan investasi di pasar modal syariah membutuhkan edukasi dan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat.

Selain secara gencar memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, lanjut Arif, di Provinsi NTB perlu ada kantor cabang sekuritas untuk pasar modal syariah. Karena selama ini baru ada satu sekuritas pasar modal dan itupun untuk konvensional. “Saya mendorong kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram menjadi pioner dan sebagai tempat galeri pasar modal syariah di NTB,” kata Arif.

Baca Juga :  Kerabat Jokowi Boyong Investor Cina ke Loteng

[postingan number=5 tag=”investor”]

Menurut Arif, berinvestasi di pasar modal syariah menjadi pilihan bagi umat Islam. Terdapat banyak produk yang bisa dipilih oleh masyarakat, baik itu sebagai pemula maupun sudah terbiasa bermain di pasar modal. Seperti   memilih reksadana syariah, saham sukuk syariah, rekening dana syariah dan lainnya.

Bagi pemula bermain di saham pasar modal syariah hendaknya dari modal yang terkecil jangan langsung ikut memain saham dengan nilai besar. Selain itu hendaknya lebih sering memlihat profil company dari perusahaan yang akan dipilih dalam pasar modal syariah tersebut.

Untuk para pemula jangan angsung besar, tapi bisa melalui saham reksadana yang bisa lebih murah serta orangnya didalamnya lebih profesional. Selain itu hendaknya memiliki refrensi perusahaan yang punya prospek masa mendatang, seperti saham sukuk syariah, reksadana, rekening dana syariah. “Untuk pemula, yang sudah semestinya bermain di leve yang lebih kecil dahulu, jangan baru terjun sudah main besar,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemkot Didatangi Calon Investor Telekomunikasi

Arif juga mengingatkan kepada pemain pasar modal bahwa bermain di pasar modal tidak seperti menabung deposito yang setiap bulannya mendapatkan margin/bagi hasil sekitar 5 persen. Berbeda dengan menanam saham di pasar modal memiliki resiko rugi. Karena saham ini bisa turun dan juga bisa naik. Resiko tertinggi bisa saja terjadi disaat ada hal-hal tertentu terjadi.

Hanya saja, jika berinvestasi di pasar modal jika prospek bagus dengan adanya kenaikan harga saham, maka pemain pasar modal tersebut akan mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Berbeda dengan menabung deposito hanya bertahan di angka 5 persen, meski harga sama perbankan tersebut melejit naik.

Ia menambahkan investasi di pasar modal syariah ini sangat menarik dan melindungan masyarakat yang ikut dalam pasar modal syariah. “Kenapa harus investasi di pasar modal syairah, karena rata-rata di Indonesia itu ada terjadi inflasi. Di investasi kalau lagi naik harga saham, maka keuntungan yang didapat cukup tinggi,” tutupnya. (luk)

Komentar Anda