Masih Ditemukan Pendonor Terinfeksi HIV/AIDS

Masih Ditemukan Pendonor Terinfeksi HIV/AIDS
DONOR : Sejumlah petugas UTD PMI Kabupaten Lombok Barat saat melakukan transfusi darah belum lama ini.( Faisal Haris/radarlombok.co.id)

MATARAM-Unit Transpusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sering menemukan pendonor yang terinfeksi HIV/AIDS pada saat melakukan kegiatan donor darah. 

   Humas UTD PMI, Febry Sutriawan mengatakan, terkadang saat dilakukan kegiatan donor darah pihaknya dibeberapa tempat masih ada yang ditemukan pendonor yang terjangkit virus HIV/AIDS. “Ya masih terkadang kita temukan, jika ditemukan pasti dibuang,” ujarnya saat ditemui radarlombok.co.id diruang kerja kemarin.

 Selain itu juga, kata Febry masih juga ditemukan darah yang terjangkit penyakit  menular disebut HBsAg atau disebut Hepatitis B surface Antigen, yang merupakan antigen permukaan virus hepatitis B. Jika hasil pemeriksaan HBsAg positif, berarti  terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dan berisiko menularkan penyakit ini ke orang lain melalui darah atau cairan tubuh Anda. “Meski masih ada kita temukan darah yang positif HBsAg langsung kita buang juga,” tegasnya.

  Febry pun menyampaikan  darah yang didistribusikan kepada penerima donor atau kepada pasien yang sedang membutuhkan darah baik kepada rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah, sudah melalui proses pemeriksaan yang ketat dan dipastikan terbebas dari penyakit. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait dengan darah, sudah pasati aman. Sebab, tegasnya sudah melalui proses yang dilakukan oleh tim medis dengan menggunakan alat yang sangat sensitif untuk mendeteksi darah tersebut. “Ya kalau masalah aman sudah bisa kita pastikan, karena sudah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat paling sensitif untuk deteksi reaktif dan non reaktif untuk mengetahui darah yang bisa dipakai dan tidak bisa dipakai,”jelasnya.

 Sedangkan persediaan darah sampai saat, lanjutnya masih normal. Setiap bulan UTD PMI Kabupaten Lobar bisa mengumpulkan sebanyak 2500 kantong. “Saat ini sih, masih tercukupi kita untuk semua jenis golongan darah. Cuma darah yang sedikit langka pendonornya golongan dara AB, tapi stok kita saat ini masih bisa tercukupi,” terangnya.

 Walapun permintaan setiap bulan rata-rata cukup tinggi, tapi pihaknya masih bisa menutupi kekurangannya,  baik dengan melakukan kegiatan donor darah disejumlah tempat dan masyarakat secara sukarela melakukan donor darah langsung ke UTD. “Tetap kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan donor secara berkala, inilah salah satu cara kita,”ungkapnya.

Pihaknya juga berharap masyarakat bisa melakukan donor darah, karena banyak manfaatnya. Salah satunya baik untuk kesehatan serta dengan melakukan donor dareah bisa memproduksi sel darah baru. ” Banyak sih manfaatnya, terutama untuk kesehatan,”tegasnya.

 Sedangkan terkait dengan Biaya Penggatian Pengolahan Darah (BPPD) yang dibebankan kepada pasien atau kepada keluarga pasien, bebernya jika pasien menggunakan BPJS tidak dikenakkan biaya. Namun jika tidak menggunakan BPJS itu yang  dikenakkan   biaya. Sesuai peraturan pusat, biayanya sebesar Rp 350 ribu  per kantong. Sedangkan jika pasien dirawat rumah sakit swasta sebesar Rp 400 ribu. “Saat ini permintaan masih tinggi dari rumah sakit milik pemerintah dibandingkan rumah sakit swasta,” tarangnya.(sal)

Komentar Anda