Marong Gelar Ritual “Besok Dese”

BACA MANTRA: Salah seorang pemangku adat sedang mengarakkan air usai membaca mantra (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Warga masyarakat Desa Marong Kecamatan Praya Timur, menggelar ritual bersih desa ‘Siu Langit Banyu Pamuci’, Sabtu (27/8).

Ritual ini dipusatkan di lapangan umum Desa Marong, dan dihadiri ribuan masyarakat setempat. Ritual Siu Langit Banyu Pamuci ini merupakan ritual yang dipercaya masyarakat setempat bisa menjauhkan bencana dan menyembuhkan penyakit. Salah satu kepercayaan masyarakat setempat juga, ritual ini dipercaya bisa meningkatkan hasil pertanian dan lainnya.

Seperti dituturkan Pemangku Kebudayaan Lombok Tengah, L Dedi Irawan, ritual merupkan ritual membersihkan desa dengan mandi air di satu kendi besar. Air ini diambil dari tujuh mata air yang ada di lingkok (sumur) sekitar Desa Marong.

Diantaranya, Lingkok Cangkir di perbatasan Desa Marong dengan Desa Mujur, Lingkok Dane Dusun Teratak, Lingkok Kecening Dusun Karang Belek,  Lingkok Saong Dusun Nyampe, Lingkok Kedit Dusun Malang, Lingkok Lopan Dusun Karang Lebah, dan Lingkok Timbak Dusun Kondok. Air yang sudah diambil kemudian diarak menuju lapangan atau pusat ritual. Barulah kemudian air dari tujuh mata air itu disatukan dalam sebuah kendi. “Ritual ini adalah bagian dari kepercayaan warga Desa Marong, yang bisa menghilangkan mara bahaya, mendatangkan rizki dan mengilangkan penyakit,” tutur L Dedi Irawan.

Konon, kata Dedi, setiap sumur memiliki kepercayaan tersendiri di tengah masyarakat setempat. Seperti Lingkok Kecening dijaga ular naga, Lingkok Saong dijaga ular mirah dan Lingkok Kedit berdasarkan petunjuk burung. Ketujuh sumur ini ditemukan nenek moyang masyarakat setempat yang ceritanya mereka kesulitan air pada suatu masa.

Di tengah kesulitan itu, mereka diberikan petunjuk untuk menemukan sumur tersebut. Sehingga digelar ritual sejak itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. ‘’Ritual itulah yang masih dilestarikan masyarakat setempat sampai sekarang,’’ paparnya.

Kata Dedi, ritual ini sudah diajukan ke Pemprov NTB sebagai salah satu bentuk kebudayaan khas masyarakat Marong. Seperti budaya Gumi Paer di Lenek Lombok Timur, Perang Topat di Lombok Barat, dan Besok (cuci) Beras di Kabupaten Lombok Utara. “Budaya Besok Dese ini sudah kita upayakan bisa masuk dalam budaya provinsi, dan Alhamdulillah beberapa minggu ini SK-nya bisa dikeluarkan,” sebutnya.

Ditambahkannya, sepekan sebelum puncak kegiatan dilakukan berbagai macam lomba dan pertandingan. Setiap sore dimeriahkan tari massal 100 orang. Seperti, tari selamat datang, tari beriuq mataq, rudat, ganderung, gamelan, gendang beleq, dan live musik. (cr-ap)

Komentar Anda