Maret 2018, Jumlah Penduduk Miskin NTB Turun

Sinergitas dan semangat Pemprov NTB “Melawan Kemiskinan Dari Desa”

Telur menjadi komoditi ketiga yang memberikan sumbangan terbesar dengan share 3,88 persen di daerah perkotaan dan 3,22 persen didaerah perdesaan. Komoditi keempat yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan adalah daging ayam ras sebesar 2,67 persen. Sedangkan komoditi keempat yang memberikan sumbangan terbesar di perdesaan adalah gula pasir sebesar 2,77 persen. Komoditi kelima yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan maupun di perdesaan adalah mie instan, dengan share 2,53 persen di daerah perkotaan dan 2,38 persen didaerah perdesaan.

Baca Juga :  Angka Kemiskinan Lotim Bertambah

Untuk komoditi non makanan, komoditi yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah pertama komoditi perumahan memberikan sumbangan sebesar 6,40 di perkotaan dan 7,73 persen di perdesaan. Komoditi kedua yang memberikan sumbangan terbesar baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah bensin dengan sumbangan masing-masing sebesar 4,09 persen dan 3,24 persen. Komoditi ketiga yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan maupun di perdesaan adalah listrik dengan sumbangan masing-masing sebesar 3,96 persen dan 2,09 persen.

Komoditi keempat yang memberikan sumbangan terbesar baik di perkotaan maupun perdesaan adalah pendidikan dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,61 persen dan 1,29 persen. Komoditi kelima yang memberikan sumbangan terbesar baik di perkotaan maupun perdesaan adalah perlengkapan mandi dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,15 persen dan 1,19 persen.

Baca Juga :  Kemiskinan Menurun, Ketimpangan Ekonomi Meningkat

“Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan dan bagaimana kebijakan pemerintahd aerah dalam penanggulangan kemiskinan ini,” sarannya.

Komentar Anda
1
2
3
4
5