Manuver Tiga Elite Parpol Dinilai Upaya Gertak Mohan

Parpol Dinilai Upaya Gertak Mohan
PETAHANA: Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana (kiri) saat menyaksikan pertandingan sepak bola di Lapangan Selagalas, Mataram dalam rangka Mataram Berolahraga, beberapa waktu lalu.( IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Dalam sepekan terakhir, tiga elite partai politik menggelar pertemuan intens.

Yakni, Gubernur NTB yang juga Ketua Tim Pemenangan Pilkada DPW PKS NTB Zulkieflimansyah, Ketua DPD PDIP Rahmat Hidayat, dan Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) DPP Gerindra Bambang Kristiono. Kabarnya, mereka membuka peluang koalisi di Pilkada serentak 2020. Terutama di Pilkada Kota Mataram.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Mataram, Agus, M.Si berpandangan, pertemuan itu tidak bisa hanya dimaknai sebagai upaya merancang koalisi di pilkada. Melainkan sebagai pesan maupun simbol politik yang dikirimkan kepada pihak yang berpeluang jadi rival politik mereka. Dengan kata lain, koalisi tiga parpol sebagai upaya menggertak lawan politik. Mereka siap menggalang koalisi besar untuk menghadapi pertarungan. “Ini juga bisa kita maknai upaya menggertak lawan politik,” kata mantan Komisioner KPU NTB itu, Jumat (29/11) kemarin.

Itu juga lanjutnya, sebagai upaya menyampaikan pesan kepada parpol di luar tiga parpol tersebut. Apakah mau bergabung dalam koalisi atau tidak. Ataukah bakal menjadi rival politik di pilkada.

Untuk Pilkada Kota Mataram, sangat terlihat bahwa pertemuan itu diinisiasi Ketua DPD PDIP NTB Rahmat Hidayat untuk mempersiapkan koalisi mengusung istrinya, Putu Selly Andayani.

Menurut Agus, pesan itu dikirimkan ke Mohan, yang dipastikan akan menjadi rival politik Selly di Pilkada. Sebagai petahana, tentu Mohan, tidak boleh menyepelekan koalisi tiga parpol tersebut. Terlebih Mohan dipastikan tidak daftar di tiga parpol tersebut. “Koalisi tiga parpol ini akan jadi rival politik Mohan dan Golkar,” terangnya.

Jika Selly berpasangan dengan salah satu kader PKS atau Gerindra, maka akan jadi tantangan tersendiri bagi Mohan. Pengaruh Selly di kalangan birokrasi, khususnya tenaga honorer hingga kepala lingkungan masih cukup kuat, mengingat ada beberapa kebijakan Selly saat menjadi Penjabat Wali Kota Mataram 2015 yang dirasakan betul manfaatnya oleh mereka.

Jika pasangan calon yang berlaga hanya dua yakni Mohan dan Selly, maka kekuatan petahana masih cukup kuat. “Tapi jika lebih dari dua paslon maka petahana akan jadi lemah,” lugasnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Dr Saipul Hamdi menilai wajar parpol menjadikan Pillkada Kota Mataram sebagai salah satu prioritas untuk dimenangkan. Sebagai ibu kota provinsi, tentu Kota Mataram jadi barometer politik di NTB. Sehingga parpol tentu akan berupaya maksimal menjalin koalisi memenangkan Pilkada Kota Mataram.

Apalagi selama hampir 20 tahun, digdaya Partai Golkar tak terkalahkan di Kota Mataram. “Tiga parpol besar itu (PDIP, Gerindra, dan PKS) berkepentingan bagaimana merontokkan digdaya Golkar di Kota Mataram,” lugasnya. (yan)

Komentar Anda