MAKNA BUDAYA NGALUN AIQ DAN MANDIK PENGANTIN MASYARAKAT AIKDEWA

MANDIK PENGANTIN: Ritual Mandik Pengantin menjadi salah satu rangkaian kegiatan atau ritual yang akan digelar di Gawe Desa Masyarakat Aikdewa, Kecamatan Pringgasela. (ISTIMEWA)

Gawe (acara) Adat Masyarakat Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), kembali akan digelar. Penyelenggaraan untuk ketiga kalinya ini akan mengangkat adat dan budaya nenek moyang masyarakat setempat yang nyaris punah, yakni ritual Ngalun Aiq dan Mandik Pengantin.

GAWE Desa Aikdewa merupakan event tahunan yang dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela. Event Gawe Desa ini sendiri mulai dilaksanakan oleh para pemuda-pemudi Aikdewa sejak tahun 2017 silam, dengan tujuan agar adat budaya yang dulu pernah ada, dapat diperkenalkan pada masyarakat di era yang sekarang, terutama generasi millenial.

Terlebih orang terdahulu sangat menghargai alam, khususnya mata air sebagai sumber kehidupan semua makhluk. Dalam even ini akan digelar berbagai kegiatan dan ritual. Diantaranya Ngalun Aiq, Mandik Pengantin, Poposan, Rantok, Berolang-olang, Tari Rudat, Dila Siu dan lainnya yang ada di Desa Aikdewa.
“Setiap gelaran Gawe Desa selalu mengangkat adat budaya yang berbeda. Dan tentunya Ngalu Aiq yang menjadi brand utama pada gelaran tersebut, harus ada menjadi penyangga atau pun pendamping dari budaya lainnya,” kata Ketua Panitia Gawe Desa 3 Aikdewa, Hirpan Rosidi.

Baca Juga :  BAGUS RASE, PERINTIS USAHA JAJANAN KHAS KELAYU LOTIM YANG MELEGENDA

Pada penyelenggaraan Gawe Desa 3, akan mengangkat adat dan budaya Ngalun Aiq dan Mandik Pengantin, yang akan dilaksanakan pada 20 Juni 2023 sesuai dengan kalender of Event Kabupaten Lombok Timur. “Setiap gelaran prosesi Ngalun Aiq selalu ada, karena sebagai brand utama event Desa Aikdewa, sekaligus untuk menjaga kelestarian mata air. Karena Aikdewa sangat berlimpah mata air,” ungkapnya.
Sedangkan prosesi Mandik Pengantin sendiri, kata Hirpan, bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari sisi negatif yang ada didalam tubuhnya. Sehingga saat menjalani pernikahannya, maka kedua mempelai sudah bersih dari sisi negatif, dan dapat menjalani kehidupan berkeluarga dengan aman dan nyaman.
“Prosesi Mandik Pengantin itu sendiri harus dilaksanakan di dekat mata air, dengan terlebih dahulu menggelar beberapa ritual pembuka agar apa yang dihajatkan dapat dengan mudah tersampaikan,” imbuh dia.

Baca Juga :  Mengenal Iin Karina, Top 25 Putri Hijabfluencer 2022 Asal NTB

Pelaksanaan Gawe Desa ini tidak hanya melibatkan para penyelenggara saja, melainkan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa Aikdewa. Hal itu bertujuan agar atmosfer dari setiap gelaran dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat.
Dengan demikian maka adat istiadat yang telah lama ditinggalkan oleh para leluhur dapat kembali dikenal oleh masyarakat luas, khusunya yang ada di Desa Aikdewa.

“Tidak hanya Ngalun Aiq dan Mandik Pengantin saja, melainkan juga dirangkaikan dengan kegiatan pendukung lainnya seperti Gebyar Ngeson Aiq Kokok, Jalan Sehat, Bazar UMKM, Nyair, dan Pesta Rakyat sebagai penutup kegiatan,” ujar dia.
Melalui kegiatan ini, Hirpan berharap akan bisa memperkenalkan budaya yang telah lama hilang dari tengah-tengah masyarakat. Sehingga apa yang telah lama hilang dapat dinikmati lagi keberadaannya oleh generasi millenial. (M GAZALI – LOMBOK TIMUR)

Komentar Anda