Mahasiswa UIN Mataram Kecewa Yudisium Diikuti Perwakilan

Perwakilan Yudisium Diikuti Mahasiswa Peraih IPK Tertinggi

YUDISIUM : Perwakilan mahasiswa UIN Mataram yang mengikuti yudisium tatap muka di kampus II hanya diikuti perwakilan yang memiliki IPK tertinggi. (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram melakukan protes terhadap kebijakan kampusnya yang dinilai diskirminasi. Pasalnya, kebijakan Retkor UIN Mataram Prof H Mutawali melaksanakan kegiatan yudisium dan wisuda dengan sistem perwakilan. UIN Mataram hanya menghadirkan mahasiswa peraih nilai IPK tertinggi mengikuti yudisium dan wisuda sebagai perwakilan ratusan mahasiswa lainnya hanya melalui daring. Rencananya wisuda akan dilaksanakan pada tanggal 12 September mendatang.

Salah seorang perwakilan mahasiswi yang terdaftar wisuda Novi mengaku kesewa dengan kebijakan kampusnya, karena ratusan temannya yang lain hanya mengikuti wisuda secara daring, sementara beberapa orang lainnya memiliki IPK tertinggi, justru di wisuda secara langsung tatap muka di kampus.

“Kami kecewa, karena tidak bisa merayakan yudisum maupun wisuda secara tatap muka. Padahal momentum wisuda ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk kedua orang tua kami menyaksikan anaknya,” ucap Novi, salah satu peserta yang yudisium saat ditemui di kampus II UIN Mataram, Jumat (28/8)

Bagi Novi, ada rasa iba karena respon orang tua setelah mendengarkan yudisium maupun wisuda tahun ini secara online. Sementara sebagian kecil mahasiswa yang memiliki IPK tinggi justru wisudah secara tatap muka.  Ia mencotohkan kebijakan kampus lain di Mataram ketika akan melaksanakan wisuda mahasiswa, seperti di Unram dan Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) lebih memilih menunda pelaksanaan wisuda tatap, muka dari pada dilaksanakan oleh perwakilan.

“Kami tadi dalam pelaksanaan yudisium hanya dikuti oleh perwakilan saja yang IPK tinggi. begitu juga nanti saat pelaksanaan wisuda pada 12 September juga diikuti perwakilan,” sesalnya.

Ditempat yang sama, Hadi salah satu peserta yudisum mengaku semua teman angkatannya kecewa dengan sistem daring ini. Sebab orang tua mau melihat anaknya untuk diwisuda.

“Tapi mau tidak mau  harus mengikuti peraturan kampus ini. Kalau dibilang menolak iya kita menolak. Secara tidak langsung kita harus mengikuti aturan main. Kalau kita tidak ikuti aturan main, maka kita di tendang dari kampus,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama UIN Mataram Nuruddin mengaku untuk wisuda semester genap tahun ini mengacu pada kondisi pandemi Covid-19 dengan sistem online.

“Kita mengikuti aturan Kemenag RI dan Pemprov NT,B sehingga tidak diizinkan yudisium maupun wisuda secara tatap muka. Makanya ini dalam rangka mencegah Corona, kita laksanakan secara online,” jelasnya

Selain itu, saat yudisium memang ada perwakilan dan wisuda juga. Itupun diambil mewakili yang nilainya paling tinggi di masing-masing jurusan.

‘Kegiatan yudisium ini ada tatap muka, tapi perwakilan begitu juga nanti saat wisuda,” terangnya.

Untuk diketahui, nanti saat wisuda pada 12 September, UIN Mataram hanya memberikan izin kepada 60 orang wisuda tatap muka yang dilaksanakan di kampus I UIN Mataram. sementara itu, yudisium maupun wisudawan tahun ini diikuti 1.005 orang mahasiswa, yang berasal 5 fakultas dan 1 pascasarjana magister dan doktor.

“Pada prinsipnya mahasiswa yang sudah yudisium secara daring seluruhnya di undang mengikuti wisuda secara daring. Persoalan nanti ada yang tidak mengikuti karena tidak punya sarana pendukung tidak apa-apa, yang penting ijazahnya kita berikan,” pungkasnya. (adi)

Komentar Anda