Mahasiswa Tuntut Rektor UIN Mundur

Mahasiswa Tuntut Rektor UIN Mundur
DEMO : Demo belasan mahasiswa UIN Mataram menuntut rektor mundur. (Dery Harjan/Radar Lombok)

MATARAM – Belasan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berdemo di di depan pintu masuk kampus UIN, Selasa (26/2). Mereka menuntut rektor UIN Mataram, Mutawalli, turun dari jabatannya karena berbagai kebijakannya dianggap merugikan mahasiswa.

Salah satu mahasiswa, Nizar, menyampaikan bahwa berbagai kebijakan pihak kampus merugikan mahasiswa. Sebagai contoh, pembangunan gedung kampus mengakibatkan proses belajar terganggu. Sejak pembanguan gedung dimulai, tempat belajar sebagian  mahasiswa tidak jelas. Pihak kampus tidak pernah melakukan sosialisasi terkait  pemindahan tempat belajar.” Banyak sekali mahasiswa yang tidak mengetahui dengan persis kemana mereka dipindahkan karena pihak kampus tidak pernah melakukan sosialiasi terkait hal itu,” jelasnya.

Baca Juga :  Dua Prodi Baru di UIN Mataram Jadi Incaran

BACA JUGA: Perjuangan Turmuzi Menjadi Sarjana Terbaik dari Hasil Jualan Cilok

Selain itu Nizar menilai pemindahan lokasi perkuliahan sangat memberatkan mahasiswa yang lokasi kos mereka jauh. Terlebih mahasiswa yang tidak memiliki kendaraan. Setelah pemindahan tempat belajar, mahasiswa juga tidak mendapat fasilitas yang sama seperti di tempat semula. “ Mahasiswa tidak mendapatkan kursi, papan tulis, dan jam kuliah pun dimundurkan. Semula dimulai pukul 08.00-17.00 Wita tetapi kini dimulai pukul 16.00 -21.00 Wita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Terlibat Curanmor, Mahasiswa UIN Ditangkap Polisi

Terkait hal itu ia menilai bahwa pihak kampus selama ini tidak melakukan perencanaan yang matang. Ia juga menyinggung perekrutan mahasiswa baru yang tanpa mempertimbangkan kondisi gedung belajar saat ini. “Seharusnya sebelum perekrutan mahasiswa, birokrasi harus melihat kondisi bangunan yang ada sehingga bisa dikeluarkan penetapan perekrutan. Disini terlihat birokrasi mengutamakan hawa nafsunya saja,” kata  Nizar.

Pihak kampus tidak ada yang menemui mahasiswa. Mereka pun mengakhiri orasi dengan do’a bersama lalu bubar.(cr-der)

Komentar Anda