Mahasiswa Loteng Tuntut Perbaikan Asrama

DEMO: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Lombok Tengah saat melakukan aksi demonstrasi di kantor bupati Lombok Tengah, Kamis (25/8). (M Haeruddin/Radar Lombok)

 

PRAYA – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Lombok Tengah dari berbagai perguruan tinggi yang sedang mengenyam pendidikan di Kota Mataram, mendatangi kantor bupati Lombok Tengah, Kamis (25/8). Kedatangan para mahasiswa ini untuk menagih janji pemda agar segera memperbaiki kondisi asrama mahasiswa yang kondisinya rusak parah.

Para mahasiswa ini satu per satu secara bergiliran melakukan orasi untuk menyampaikan tuntutan mereka. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat keamanan yang berjaga. Para mahasiswa merasa kecewa karena tidak ditemui pejabat pemda dan berusaha menerobos masuk ke dalam kantor bupati. Namun aksi tidak berujung ricuh setelah masing-masing pihak bisa saling menenangkan.

Koordinator aksi, Radian Hasan menyatakan, pihaknya datang yang kesekian kalinya untuk menagih janji pemda agar memperhatikan para mahasiswa. Terutama untuk memperbaiki atau membangun ulang asrama mahasiswa di Kota Mataram yang kondisinya sangat memperihatinkan. “Kami dari Aliansi Mahasiswa Lombok Tengah tahun 2021 bulan puasa kita hering di DPRD dan dihadiri BPKAD, Bappeda dan Disdik. Saat itu, terjalin kesepakatan bahwa BPKAD siap menganggarkan asrama untuk pembangunan ulang. Karena asrama saat ini kondisinya sebagian gedungnya hanya tinggal lantai tanpa atap,” ungkap Radian saat orasi di kantor bupati Lombok Tengah, kemarin.

Setelah mereka hearing saat itu, tidak berselang lama pihak BPKAD bersama Komisi IV DPRD Lombok Tengah turun ke lokasi mengecek kondisi sebenarnya. “Tapi ternyata dalam APBD murni 2022 sampai hearing 16 Agustus kemarin belum dianggarkan, bahkan bagian aset menyatakan untuk rehabilitasi saja mereka belum siap, apalagi membangun ulang,” terangnya.

Kebijakan ini sangat disayangkan para mahasiswa karena pemda seolah tidak ada perhatian terhadap mahasiwa yang merupakan genersi penerus bangsa. Mirisnya kondisi asrama mahasiswa tidak sebanding dengan megahnya kantor bupati Lombok Tengah hingga asrama mahasiwa dari daerah lain. “Sumber daya alam (SDA) kita sangat bagus dan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika selama ini sangat kita banggakan. Namun sayangnya pemda tidak peduli untuk sekadar membangun asrama. Makanya kami memberikan mosi tidak percaya kepada pemda,” tegasnya.

Orator lainnya, Rian juga menyampaiakan, selama ini ratusan bahkan ribuan orang tua sudah memikirkan di mana tinggal anaknya yang kuliah. Tapi pemerintah malah tidak peduli terhadap generasi penerus bangsa ini. Sehingga mereka datang bersama mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan universitas agar pejabat pemda tidak hanya bisa tersenyum dan duduk menikmati berbagai fasilitas mewah yang dibiayai dari uang rakyat. “Asrama sudah hancur dan kami menuntut untuk bersama-sama memperbaiki asrama ini. Minat kuliah saat ini masih kurang karena pemerintah tidak memberikan bantuan, padahal banyak yang berperestasi tapi tidak di-support. Pendidikan yang seharusnya diutamakan malah tidak diperhatikan. Makanya selain pembangunan asrama kami juga meminta agar pemda membuat regulasi untuk bantuan bagi mahasiwa miskin dan berperestasi,” tegasnya.

Sekda Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya yang menanggapi tuntutan mahasiswa ini menyatakan, pemda masih dalam suasana Covid-19 yang berlangsung sejak Februari 2020. Akibat pandemi ini tidak hanya berdampak kepada sektor kesehatan, namun juga berdampak terhadap berbagai elemen. “Pusat juga memerintahkan kita untuk melakukan refocusing dan apa yang sudah disusun di APBD dulu juga banyak di-cancel. Makanya pembangunan cenderung stagnan dan anggaran daerah banyak kita gunakan untuk biaya pengobatan covid dan lainnya. Inilah kondisi kita. Apalagi ditambah dengan adanya penerimaan tenaga PPPK sangat banyak, makanya belum bisa memenuhi apa yang disepakati bersama mahasiwa,” jelas Firman. (met)

Komentar Anda