Kata Mahalli, mereka yang hengkang dari PD akan digantikan dan akan tumbuh lebih banyak kader Demokrat. ‘’Yang pergi hanya beberapa orang. Namun akan tumbuh ribuan kader Demokrat lainnya. Demokrat adalah aset bangsa. Orang boleh berganti. Demokrat tidak boleh mati,’’ imbuhnya.
BACA JUGA:Â TGB Resmi Ceraikan Demokrat
Dinamika politik terjadi di PD NTB direspons Wasekjen DPP PD, Andi Timo Pangeran, apa terjadi di PD NTB adalah dinamika politik biasa dialami PD. Kader PD harus terbiasa dengan dinamika, bahkan kemungkinan turbulensi politik acap kali harus dihadapi. Dinamika politik terjadi di PD NTB menjadi pembelajaran berharga bagi kader di NTB. ‘’Pelaut ulung tidak hadir dan tercipta dari gelombang laut biasa. Namun, pelaut ulung tercipta dari keras hantaman gelombang,’’ ucapnya menyitis sebuah sajak motivasi.
Demikian juga, sambung dia, politisi andal tidak hadir dan tercipta dengan dinamika politik biasa. Namun, politisi sejati hadir dan tercipta dari keras dinamika politik ada. Karenanya, dia meminta kepada kader Demokrat tetap menjunjung etika, azas dan kesopanan selama ini menjadi panutan politik PD. ‘’Sesulit apapun situasi harus dihadapi,’’ ujarnya.
Pengeran berharap, kader PD harus saling bahu membahu dan bekerja sama untuk kemenangan PD di pileg dan pilpres 2019. PD pun mencanangkan target 15 persen raihan suara nasional. Atau tiga besar raihan suara parpol tingkat nasional. ‘’Ini kewajiban bagi semua kader dan pengurus di NTB untuk mewujudkan target ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Steering Comite (SC) Rakorda DPD Partai Demokrat NTB, Zainul Aidi melontarkan pertanyaan di hadapan kader dan pengurus PD NTB. Ia menegaskan, bahwa PD bukan parpol pecundang tapi parpol pemenang. Tidak ada tempat bagi kader masih ragu dan galau tentang eksistensi dan spirit kejuangan PD. ‘’ Jika ada kader masih ragu. Silakan tinggalkan Partai Demokrat,’’ pungkasnya. (yan)
