
MATARAM – Kekayaan produk kreatif Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke menyimpan potensi besar yang selama ini belum sepenuhnya terpetakan dan terhubung secara optimal.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan pentingnya platform digital e-craft sebagai langkah strategis untuk menyatukan database produk kreatif Tanah Air, melampaui dominasi citra Bali dan Jakarta.
“Tantangan e-craft ke depan ini, bagaimana kita bisa mempersatukan barista, mempersatukan sebuah database, supaya orang-orang tahu Indonesia itu adanya apa sih. Indonesia itu bukan cuma Bali, bukan cuma Jakarta, ada juga loh Lombok yang sangat luar biasa ini,” ujar Wamen Irene di Mataram, Jumat (9/5).
Wamen Irene menjelaskan bahwa e-craft bukan sekadar platform jual beli daring semata. Inisiatif ini diharapkan menjadi pusat data terintegrasi yang memudahkan konsumen, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menemukan beragam produk unggulan dari seluruh pelosok negeri.
“Maka dari itu juga dengan cepat kita mengadakan e-craft ke depan, itu adalah salah satu step satu dari e-craft ke depan, supaya database-nya bisa tertumpu,” jelasnya.
Wamen Irene juga menyoroti dua jenjang krusial bagi perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pertama, bagaimana UMKM dapat membangun usaha yang berkelanjutan (sustainable). Kedua, bagaimana UMKM dapat memperluas jangkauan pasar mereka, mulai dari pasar nasional yang luas hingga menembus pasar internasional.
“UKM itu, baiknya UKM ataupun bukannya UKM, itu ada dua jenis kan. Satu, jenjangnya adalah kita mulai dulu nih usahanya, supaya sustainable, kemudian kedua adalah ke pasar nasional. Di Indonesia itu pasarnya sangat besar. Ketiga adalah ke pasar internasional,” paparnya.
Kemenparekraf menyadari potensi besar pasar internasional dan berupaya memfasilitasi UMKM dengan produk berdaya saing global. Partisipasi Indonesia dalam Osaka World Expo di Jepang menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya ini.
“Kita ngelihat cocoknya apakah barangnya yang cocok itu nasional atau internasional. Kenapa? Ada nggak sih programnya? Kita yukit, baru mendata. Waktu itu kita main catanya, ini ya datanya ya. Mendata dengan kurasi produk-produk yang kita bawa ke Osaka World Expo. Indonesia sekarang berpartisipasi di Osaka World Expo yang di Jepang untuk memperlihatkan, memerkenalkan kepada dunia, Indonesia itu ada apa,” ungkap Wamen Irene.
Partisipasi dalam pameran internasional bukan hanya soal memamerkan produk, tetapi juga tentang kualitas dan kapasitas produksi UMKM. Wamen Irene menekankan pentingnya memastikan pelaku usaha mampu memenuhi permintaan pasar yang mungkin meningkat.
Proses ekspor diakui tidak selalu mudah, dengan kerumitan birokrasi, kapasitas produksi, dan kualitas produk menjadi faktor penentu keberhasilan di pasar global. Wamen Irene menyarankan pendekatan bertahap, dengan UMKM memperkuat posisi di pasar nasional sebelum melangkah ke pasar internasional.
“Jadi kita step-by-step supaya dari yang kita pertahankan dulu di daerah nasional, kemudian kita ke internasional. Itu step-by-step-nya harus diperhatikan sih,” jelasnya.
Platform E-craft diharapkan menjadi solusi efisien bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar tanpa biaya memberatkan, serta menjadi wadah bagi para trainer untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan kompetensi pelaku ekonomi kreatif.
Sementara itu, Founder Lombok Womenpreneur Club (LWC), Indah Purwanti, menyambut baik inisiatif e-craft dan program Kemenparekraf lainnya.
“Waktunya UMKM ini untuk mengakses informasi itu. Kenapa pertemuan ini dilakukan, karena untuk peluang belanja masalah dari para pelaku. Kita punya banyak info dari kementerian,” kata Indah.
Indah berharap agar anggota LWC dan UMKM di Lombok dapat memanfaatkan fasilitas Kemenparekraf, terutama dukungan pembinaan dan fasilitasi jaringan (networking) yang dinilai krusial bagi pertumbuhan usaha.
“Semoga UMKM bisa memanfaatkan segala fasilitas yang ada dari Kementerian E-craft. Dan tentunya kita bisa semakin semangat. Selain kita dibina, kita difasilitasi networking itu penting. Tadi beberapa pertemuan dengan Bu Irene di belakang juga. Kita juga akan dikoneksikan dengan beberapa stakeholder dan jejaringnya Kemenparekraf,” pungkasnya. (luk)