LTM IV Bukukan Transaksi Rp 3,5 M

LTM IV: Wakil Bupati KLU, Syarifudin, SH, Kepala Dispar NTB, HL Moh. Faozal, Ketua DPD ASPPI NTB, DN Wirajagat, Ketua DPP ASPPI, dan Ketua BPPD NTB, H. Affan, foto bersama usai pembukaan LTM IV, Jumat malam (24/3) (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

TANJUNG—Pelaksanaan Lombok Travel Mart (LTM)  IV yang digelar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB di Hotel Ombak Paradise – Gili Air, selama lima hari, 23 – 27 Maret 2017, berhasil membukukan transaksi bisnis wisata sebanyak Rp 3,5 miliar.

“Diantara pelaku usaha wisata yang berhasil melakukan transaksi itu, yakni Hotel Vila Ombak, Hotel M, Grand Royal dan lainnya. Angka Rp 3,5 miliar itu adalah transaksi yang terjadi langsung antara buyer (pembeli) dengan seller (penjual) di arena table top. Belum lagi nilai transaksi yang terjadi setelah usai LTM, seminggu atau sebulan setelahnya, yang biasanya dilakukan antar pelaku usaha wisata melalui email, ataupun telepon,” kata Ketua DPD ASPPI NTB, DN Wirajagat, Selasa kemarin (28/3).

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Dijelaskan Jagat, LTM IV 2017 adalah kegiatan business to business (B to B) antara para pelaku usaha wisata dari luar daerah  bahkan luar negeri dengan para pelaku usaha wisata NTB yang merupakan agenda tahunan DPD ASPPI NTB. “Tahun ini, LTM IV diikuti oleh 254 buyers yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Diantaranya yang dari mancanegara adalah 10 buyers dari Australia, 10 buyers dari India, 19 buyers dari Singapura, 10 buyers dari Malaysia, dan 1 buyers dari Brunei Darussalam. Sedangkan sisanya adalah buyers dari dalam negeri, yang merupakan anggota DPD ASPPI se -Indonesia,” jelas Jagat.

Baca Juga :  Bank Mandiri Perluas Digitalisasi Transaksi Keuangan di NTB

Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, HL Moh. Faozal, menyambut baik sekali pelaksanaan LTM IV yang digagas dan digelar DPD ASPPI NTB. “Bagi kami, apa yang dilakukan DPD ASPPI NTB ini merupakan bentuk sinergi dan kekompakan seluruh masyarakat untuk mengembangkan sektor kepariwisataan NTB, yang merupakan satu diantara dua program utama Pemprov NTB,” ujarnya.

Apalagi sambung Faozal, tahun 2017 ini Pemprov NTB melalui Dispar NTB telah bertekad menargetkan jumlah kunjungan sebanyak 3,5 juta wisatawan, yang terdiri dari 1,5 juta wisatawan mancanegara (Wisman), dan 2 juta wisatawan nusantara (Wisnu). “Mewujudkan target kunjungan wisatawan sebanyak ini tentu tidak mudah. Namun kalau berkaca dari target jumlah kunjungan tahun lalu (2016) yang sebanyak 3 juta wisatawan, dimana itu bisa terwujud, bahkan melebihi. Maka dengan kerja keras dan kekompakan seluruh stake holder pariwisata di NTB, tentunya juga didukung oleh Kemenpar, maka target 3,5 juta wisatawan berkunjung ke NTB kami yakini akan tercapai,” yakin Faozal.

Sementara Wakil Bupati KLU, Syarifudin, SH, menyampaikan keyakinannya, dengan makin banyaknya upaya promosi dan program-program pariwisata seperti LTM yang berlangsung di KLU, maka berbagai destinasi dan objek wisata di NTB, khususnya di KLU akan makin dikenal oleh para wisatawan. “Sebagai tuan rumah, kami tentu menyambut antusias kegiatan LTM IV ini. Apalagi dari jumlah wisatawan yang datang ke NTB, 60 persen hingga 70 persen diantaranya pasti berkunjung ke KLU, utamanya ke kawasan Tiga Gili (Trawangan, Meno dan Air),” tutur Syarif.

Baca Juga :  Pertama di NTB, Murid Diajarkan Jujur

Pemda KLU sambungnya, tentu saja memikirkan bagaimana agar para wisatawan yang berkunjung ke KLU, mereka merasa aman dan nyaman. Caranya, yakni bagaimana agar para wisatawan itu mudah mendapatkan berbagai fasilitas, seperti perhotelan, restaurant dan lainnya. ‘’Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan Tiga Gili ini, setiap hari hampir mencapai 2.500-an orang. Dengan rasio 1 kamar diisi 2 tamu, maka jumlah fasilitas penginapan yang sebanyak 340 hotel, terdiri dari 1.500 kamar, kami yakin itu telah mencukupi,” beber Syarif.

Kini lanjutnya, bagaimana membuat para tamu itu merasa betah, aman dan nyaman. Sehingga dapat meningkatkan length of stay (lama masa tinggal) wisatawan. Caranya, selain memberikan pelayanan yang lebih baik dan ramah, tentu tetap harus harus mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.

“Wisman dan Wisnu datang berkunjung ke daerah kita itu selain untuk menikmati berbagai keindahan alamnya, mereka juga ingin melihat langsung pola kehidupan masyarakatnya. Baik itu kesenian, adat dan budaya, termasuk kuliner khasnya. Jadi jangan pernah lupakan kearifan lokal kita,” saran Syarif. (gt)

Komentar Anda