LPMP NTB Bentuk Sekolah Model

Sri Sukriyani (Nasri/Radar Lombok)

MATARAM—Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di jenjang SMP Negeri di NTB. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB membuat program dengan membentuk sekolah model pada jenjang SMP di 10 kabupaten kota yang ada di NTB.

Kasi Sistem Informasi (SI) LPMP NTB, Sri Sukriyani mengatakan, program pembentukan sekolah model pada jenjang SMP merupakan salah satu program unggulan pihaknya. Program ini sebagai salah satu strategi meningkatkan mutu pendidikan di NTB.

“Namun pembentukannya untuk sementara masih di jenjang SMP dan menyebar di 10 kabupaten kota dengan mendapat bagian satu SMP Negeri per kabupaten kota,” ungkapnya, Selasa (13/12).

Adapun sementara ini yang sudah ditetapkan pihaknya menjadi sekolah model yakni, di Kabupaten Bima SMPN 2 Bolo, Kabupaten Dompu SMPN 4 Dompu, Kabupaten Sumbawa SMPN 1 Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa Barat SMPN 1 Taliwang. Berikutnya adalah di Kabupaten Lotim, tepatnya SMPN 1 Sukamulia, Kabupaten Loteng di SMPN 1 Jonggat, Kabupaten Lobar di SMPN 1 Kediri, Kabupaten Lombok Utara di SMPN 1 Tanjung, Kota Mataram di SMPN 7 Mataram dan terakhir Kota Bima di SMPN 1 Kota Bima.

"10 SMP Negeri tersebut sudah kami tetapkan menjadi Sekolah Model," ujarnya.

Sekolah Model yang sudah ditetapkan oleh pihak LPMP NTB harus memiliki kriteria yang sudah ditentukan pihaknya. Diantaranya seperti sekolah yang bersangkutan memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), sekolah harus akreditasi A atau B, sekolah tersebut harus sudah atau baru melaksanakan kurikulum nasional.

Di samping itu, syarat yang harus dipenuhi yaitu, seluruh komponen di sekolah itu harus memiliki komitmen dalam melaksanakan pengembangan Sekolah Model. Terakhir, pemerintah daerah harus mendukung sekolah yang telah ditunjuk sebagai sekolah model tersebut.

Adapun 10 Sekolah Model yang sudah ditunjuk dan ditetapkan oleh pihaknya itu, sasaran utamanya adalah Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Sekolah model tersebut harus fokus kepada pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Dalam rangka melancarkan pelaksanaan SPMI ini, pihaknya sudah menyiapkan dan memberikan anggaran sebanyak Rp 15 Juta dalam satu tahun untuk pendampingannya. Kemudian untuk lebih mendalamnya lagi pendampingannya difasilitasi oleh kepala sekolah dan pengawas yang sudah diberikan pihak LPMP.

Dengan begitu, pihaknya berharap 10 Sekolah Model tersebut bisa memberikan imbas terhadap 5 sekolah yang sudah menjadi binaannya.  Karena Sekolah Model ini merupakan salah satu sekolah yang dituntut menjadi contoh. Maka keseriusan dan kefokusan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan tentu sangat diharapkan pihaknya.

Dengan harapan itu, pihaknya juga tidak henti-hentinya untuk langsung turun ke 10 sekolah model tersebut dalam rangka monitoring dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan SPMI yang dijalankannya oleh semua sekolah model tersebut. "Kami rencananya akan turun monitoring dan evaluasi perkembangannya 14 sampai 15 Desember mendatang," tandasnya. (cr-rie)