LOMBOK BERDUKA : Diguncang Gempa 6,4 Skala Richter

Belasan Meninggal, Ratusan Terluka, Ribuan Rumah Rusak

Untuk korban luka-luka, di Kecamatan Sambelia sebanyak 122 orang. Kemudian ratusan rumah rusak parah. Di Desa Darakunci dan Desa Sugian 114 rumah rusak, Desa Obel-Obel 254 rumah, dan Desa Belanting 265 unit. Kemudian di Kecamatan Sembalun, tercatat 2 orang meninggal dunia. Yakni Inaq Marah, 80 tahun dari Dusun Kokok Putek Desa Sajang dan Siti Nur Iesmawida Simail, 30 tahun asal negara Jiran Malaysia.

Untuk korban luka-luka di Sembalun sebanyak 29 orang. Sejauh ini tercatat 125 rumah juga dalam kondisi rusak. Termasuk fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah, tempat ibadah, dan kantor. Terdapat empat desa terparah yang menjadi lokasi gempa di Kecamatan Sembalun. Yakni, Desa Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Sajang dan Bilopetung. Kondisi terparah terjadi di Desa Sajang.

Baca Juga :  Suplemen Mengandung DNA Babi Juga Ada di Mataram

Kepala Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Riyanto menjelaskan, gempa bumi tektonik telah mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa dengan kekuatan 6,4 SR. “Sampai saat ini, sudah terjadi 183 kali gempa susulan,” ungkap Agus, tadi malam.

Hasil analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik. “Gempa susulan terbesar dengan magnitudo 5,7 SR. Kami meminta masyarakat tetap waspada, tapi tetap tenang dan jangan panik,” imbuhnya.

Baca Juga :  Tukang Bangunan Gosong Tersengat Listrik

Agus juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pascagempa. “Gempa-gempa susulan memang masih terjadi. Kita imbau masyarakat agar tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak,” tutup Agus. 

Imbauan sama juga disampaikan Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati. Dia meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil. BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) di Jakarta. “Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa,” imbuhnya.

Komentar Anda
1
2
3
4