Lomba Perahu Layar Ampenan Diikuti Nelayan Bali

MERIAH: Sejumlah peserta datang mengikuti lomba perahu di pesisir Ampenan, bahkan sampai dari Bali. (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Festival Kampung Nelayan Pondok Perasi Ampenan 2024 kembali digelar di pesisir pantai Ampenan, Senin (19/8). Festival ini berlangsung meriah karena tak hanya diikuti nelayan lokal melainkan juga nelayan dari Provinsi Bali.

Dalam lomba perahu layar ini, ribuan warga tumpah ruah menyaksikan event tahunan yang sudah digelar kali kedua ini. “Ini event yang luar biasa, ribuan warga datang dari berbagai tempat untuk mengikuti seluruh rangkaian acaranya,” ucap Asisten I Setda Kota Mataram, H Lalu Martawang.

Pria yang beken disapa Miq Aweng ini tak segan melontarkan pujiannya atas kemeriahan acara. Ia melihat, event tersebut berpotensi menjadi acara lebih besar lagi yang dapat meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi warga pesisir pantarakyat. Sekalipun kegiatan itu, diinisiasi oleh warga notabene remaja namun mampu menarik antusias warga yang besar. Sejak pagi, kawasan pantai telah dipadati pengunjung yang datang dari berbagai tempat. “Meskipun sangat ramai, warga berinteraksi dengan guyub menikmati kebahagiaan secara bersama-sama,” paparnya.

Event ini juga berkontribusi memeriahkan momenmomen bersejarah HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus. “Saya kira kegiatan ini sangat penting untuk terus dikesinambungkan ke depan dengan nilai tambah yang terus ditingkatkan,” harapnya.

Kegiatan ini dapat menjadi atensi dinas pariwisata untuk dimasukkan dalam kalender event pariwisata. Event itu sukses dalam mempersatukan semua kelompok masyarakat, terutama untuk bersama-sama memeriahkan acara yang digelar di pinggir pantai.

Martawang, menegaskan, acara tersebut sangat potensial dan produktif dalam meningkatkan pariwisata dan ekonomi masyarakat. “Ada dukungan dari dinas perikanan dan juga tidak lepas dari dukungan Bu Nyayu (Ernawati) sebagai pembina di sini,” katanya.

Baca Juga :  BIPIH Naik, Banyak Jamaah Ajukan Pembatalan Keberangkatan

Kegiatan ini diinisiasi pemuda yang tergabung dalam Kumpulan Remaja Masjid Baitul Islam (Kurma Baim) Pondok Prasi. Mereka bersama tokoh masyarakat setempat telah menyiapkan segala sesuatunya secara swadaya menyukseskan acara.

Dewan Pembina Kurma Baim Pondok Perasi, Nyayu Ernawati mengungkapkan kesyukurannya dapat terlibat menyukseskan acara luar biasa tersebut. “Saya melihat anak-anak remajanya punya kreativitas, inisatif, dan semangat kerjayang tinggi, sehingga acara ini dapat terselenggara dengan luar biasa,” paparnya.

Sekalipun event digelar sekumpulan remaja di kampung, namun gemanya hingga Provinsi Bali. Nelayan asal Lombok Barat dan Lombok Utara juga punya ‘kontingen’ yang ikut lomba. “Alhamdulillah, ini kegiatan positif,” paparnya.

Nyayu melihat event ini mendapat dukungan dari semua kelompok masyarakat meramaikan kegiatan ini sebagai tradisi dan juga budaya. Camat Ampenan Muzakir Wallad turut memberikan dukungan dan supportnya pada acara tersebut. Ia turut langsung menyaksikan kemeriahan dan ramianya warga yang tumpah ruah di sepanjang pantai Pondok Perasi. “Sekalipun zaman telah berubah alat dayung berganti mesin kentinting, tapi substansi alatnya tetap sama yakni perahu layar, jadi saya kira ini bagian dari cara menjaga tradisi,” ucapnya.

Acara itu telah berhasil menarik wistaswan domestik hingga mancanegara. Beberapa bule ikut membaur dalam euforia festival. “Ini potensi lokal perlu terus kita ekspose ke luar supaya semakin meriah,” ucapnya.

Baca Juga :  Pembebasan Lahan Jalan Catur Warga Tak Kunjung Tuntas

Warga telah merencanakan acara ini jauh hari, termasuk menentukan ‘hari baiknya’ dengan mempertimbangkan cuaca. “Tadi mereka sempat menyampaikan harapannya agar pemerintah dapat terlibat lebih besar lagi mendukung acara, misalnya melalui tambahan hadiah, membantu promosi acara dan lainlain,” paparnya.

Muzakir yakin jika masyarakat dan pemerintah berkolaborasi maka event ini berpeluang menjadi kegiatan setara nasional. “Seperti lomba perahu layar yang terkenal di Sulawesi,” paparnya.

Lomba ini juga dapat menjadi sarana mempertahankan tradisi dan predikat sebagai bangsa pelaut. “Banyak sekali yang terlibat menyukseskan kegiatan ini, kami (kecamatan, Red), pihak kelurahan, support juga dari Bunda Nyayu, dan banyak lagi yang lain,” paparnya.

Pengarah Festival Kampung Nelayan, Mutammimul Ula atau Tommy mengatakan acara ini digelar secara swadaya dan mendapat dukungan banyak sejumlah pihak. “Kami berharap tahun depan keterlibatan pemerintah bisa lebih besar lagi. Misalnya dari dinas pariwisata,” harapnya.

Total yang ikut berlomba sebanyak 50 peserta. “Lima peserta di antaranya berasal dari Bali,” jelasnya. Peserta dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 150 ribu. Mereka yang keluar sebagai juara I berhak membawa pulang sepeda motor listrik, juara II kulkas, dan juara III mesin cuci. ‘’Untuk rute lombanya dari pinggir kemudian berpacu ke tengah, lalu ke samping, bergerak ke selatan, dengan rute zig-zag,’’ pungkasnya. (dir)

Komentar Anda