Lobar Protes Praktek Sewa Atlet Luar di Porprov NTB

VOLI: Tim voli Lobar saat bertanding kemarin. Lobar masih di peringkat kedua perolahan medali terbanyak kedua setelah Kota Mataram di ajang Porprov ini. (Git/Radar Lombok)

GIRI MENANG – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB sedang berlangsung. Semangat sportivitas digaungkan di ajang olahraga ini. Masalahnya, Porprov disorot lantaran semangat sportivitas luntur oleh praktek “sewa” atlet luar untuk kepentingan gengsi daerah.

Salah satu daerah yang menyoroti praktek ini adalah Lombok Barat. KONI Lombok Barat memprotes banyaknya atlet asal Lombok Barat yang diduga diambil oleh Kota Mataram untuk bermain pada ajang Porprov tahun 2023. Para atlet asal Lombok Barat ini banyak menyumbang medali untuk Kota Mataram yang kini bertengger di posisi teratas perolehan sementara medali. Dari catatan KONI Lobar, ada juga atlet Jawa Timur yang bermain untuk Kota Bima.

Ketua kontingen Lombok Barat Hj. Nurhidayah menyampaikan hal ini kemarin. Berdasarkan informasi para pengurus Cabor, beberapa atlet Lobar yang diduga dicomot oleh kota Mataram. Diantaranya, atlet sepatu roda atas Dafa asal Labuapi, atlet balap sepeda Aldy Khazrul asal Narmada. Termasuk beberapa atlet Cabor lainnya. “Kita ingin agar Poprov ini menggunakan atlet asli daerah masing-masing,”katanya kemarin.

Karena olahraga ini mengusung semangat sportivitas, maka semua aspek mulai dari pemain, hingga pertandingan harus sportif. Jangan sampai kata dia, justru menang tidak sportif karena menggunakan atlet luar  kabupaten. “Enggak apa kalah tapi terhormat, percuma menang tapi tidak terhormat (tidak sportif),” terangnya.

Ia sendiri berharap ada regulasi ketat dari KONI untuk mengantisipasi adanya atlet kabupaten kota dicomot oleh daerah lain hanya untuk kepentingan dan gengsi daerah Lebih-lebih alasannya bonus besar sehingga atlet tergiur bermain untuk daerah itu.

Ia meminta agar regulasi penggunaan KTP masing-masing kabupaten/kota asal atlet diterapkan. Ini juga lanjut dia, untuk pengembangan olahraga kedepan.

Baca Juga :  Proyek Rehab Dermaga Tawun Minus 20 Persen

Sementara itu ketua Cabor sepatu roda Lombok Barat, Wahyudin, mengatakan atlet sepatu roda, Dafa, asal Labuapi dicomot Kota Mataram. ” Itu atlet sepatu roda kita asal Labuapi dicomot Mataram dan dia dapat emas,” katanya.

Padahal kata dia, ketika didata dulu, yang bersangkutan menyatakan tidak bisa ikut Porprov.  Namun tahu-tahu dia ikut. Selain itu ia juga memprotes ada atlet Jawa timur yang membela Kota Bima. “Kami protes atlet luar (Jawa) yang bermain pada ajang Porprov ini. Itu kami layangkan protes melalui surat resmi ,” kata Nurhidayah.

Dalam surat protes yang ditujukan kepada ketua KONI NTB itu Lobar menyampaikan protes keras terhadap salah satu atlet Kota Bima atas Nama Romeo Alif Pratama. Dia adalah atlet kontingen Kota Malang pada Porprov Jawa Timur tahun lalu.  ” Bagaimana mungkin atlet Porprov Jawa Timur tahun 2022 bisa masuk dan menjadi penduduk dan atlet Kota Bima pada Porprov NTB 2023. Jelas ini adalah kecurangan yang sengaja dilakukan demi meraih keuntungan pada kontingen Kota Bima,” protes ketua DPRD Lobar itu.

Karena itu, ia meminta status juara yang diperoleh atlet tersebut dibatalkan. Kasus lainnya ada di balap sepeda. Purwanto, ketua salah satu Cabor di Lobar mengaku kaget alumni tim basket yang dibinanya membela Kota Mataram pada Cabor balap sepeda. “Dia alumni tim basket Nasa (SMPN 1 Narmada), sayang ikut kontingen Kota Mataram dan dapat medali emas,” katanya.

Ia mengaku baru tahu altet bernama Aldy Khazrul ikut balap sepeda karena ia mengira sebelumnya sekadar ikut touring dengan perangkat desa setiap hari Sabtu dan Minggu. Yang bersangkutan juga masih sering latihan basket di SMPN 1 Narmada.

Baca Juga :  Jenazah Fikri Ditemukan di Bebatuan Air Terjun Sendalem Sesaot

Sementara itu raihan emas untuk cabor drum band Lombok Barat dianulir juri setelah tim Kota Mataram protes dan membayar biaya protes sebesar Rp 6 juta. Lombok Barat yang semula mendapat 2 emas berubah menjadi 1 emas. Sebelumnya ketua Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Mataram Kinnastri Mohan Roliskana bersama anggotanya berdemo memprotes keputusan wasit. “Menyampaikan hasil perolehan medali Cabor drum band 1 emas untuk LPJP Putri, 1 perak untuk LPJP Putra dan 1 perak untuk LKKB Putra, ” ungkap ketua ketua cabor drum band Lombok Barat, Baiq Yeni S. Emawati menyampaikan perkembangan perolehan medali untuk cabor ini di grup whatshapp, Kamis (23/2).

Yeni menyampaikan bahwa hasil yang didapat tim Lobar sudah maksimal. Peserta juga memberikan yang terbaik dan yakin keputusan juri sebelumnya sudah benar. Namun belakangan keputusan ini diubah. Juri menerima protes yang dilayangkan Kota Mataram. Di terima, setelah di buka (video)penghitungan ketukan musik, ” ungkap Yeni.

Dengan berkurangnya medali emas dari cabor drum band, maka total perolehan medali emas untuk Lobar berkurang meski masih berada di posisi nomor dua perolehan terbanyak setelah Kota Mataram. Beruntung Lobar kembali mendapat tambahan emas dari cabor pencak silat dengan raihan 3 emas, 4 perak dan 3 perunggu. “Kita doakan para atlet kita tetap maksimal. Final pencak silat kita meraih tiga emas. Kita tunggu medali dari cabor lain yang masih berlangsung,” ungkap ketua KONI Lombok Barat H. Suherman kepada media.(ami/git)

Komentar Anda