Literasi Keuangan Penduduk NTB Masih Rendah

Yusri (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Pemahaman penduduk Povinsi NTB terhadap industri keuangan masih cukup memprihatinkan. Kondisi tersebut tentunya menunjukkan bahwa masyarakat NTB masih enggan berhubungan dengan industri keuangan yang sudah berkembang pesat di NTB.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, literasi (pemahamam) penduduk NTB tentang industri keuangan masih rendah. “Hasil survey 2016, literasi keuangan masyarakat di NTB masih sangat rendah secara nasional,” kata Kepala OJK Provinsi NTB, Yusri, Senin kemarin (23/1).

Yusri menyebut, bahwa untuk literasi keuangan penduduk Provinsi NTB berada di urutan ke tiga paling bawah secara nasional. Ini menunjukan penduduk di NTB tingkat pemahaman tentang industri keuangan masih jauh kurang membanggakan. Posisi Provinsi NTB terkait penduduk melek keuangan tahun 2016 berada di kisaran 22-23 persen, atau berada di peringkat ketiga paling bawah terendah secara nasional.

Baca Juga :  OJK NTB Gandeng Lembaga Pendidikan

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2013 silam, tingkat melek atau pemahaman industri keuangan penduduk di NTB berada di kisaran 21,24 persen. Peningkatan selama kurun waktu tiga tahun ini masih kurang membanggakan. Angka melek keuangan penduduk NTB tahun 2016 yang berada di kisaran 22- 23 persen masih perlu ditingkatkan, minimal 50 persen.

Karena itu, lanjut Yusri, pihaknya bersama industri keuangan terus berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan edukasi dan sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat, untuk meningatkan pemahaman/literasi keuangan penduduk di NTB. Bahkan, OJK juga telah membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang berasal dari sejumlah SKPD pemerintah daerah.

Baca Juga :  Pembiayaan Rumah Subsidi, Bank BTN Salurkan Rp 558 Miliar

Tim bentukan OJK, yakni TPAKD ini nantinya akan memfasilitasi masyarakat dalam hal ini pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang merupakan binaan dari berbagai SKPD ini untuk di link/akseskan dengan industri perbankan. Dengan demikian, masyarakat semakin lebih mudah mengakses layanan perbankan dan industr keuangan lainnya.

“Kami akan terus semakin gencar bersama industri keuangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang industri keuangan. Sehingga masyarakat semakin memahami industri keuangan,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda