Lingkok Tutuk, Sumber Kehidupan Daerah Selatan

LINGKOK TUTUK: Inilah sumur Lingkok Tutuk di Desa Tutuk, Kecamatan Jerowaru, yang tidak pernah kering airnya, walaupun diambil jutaan liter setiap harinya, bahkan di musim kemarau sekalipun (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, sebenarnya merupakan kecamatan yang kaya dengan air bersih. Sayangnya, keberadaan berbagai sumber mata air bersih yang ada di Kecamatan Jerowaru itu belum bisa dikelola dengan baik, dan belum bisa dimanfaatkan maksimal. Hanya ada satu mata air yang menjadi andalan masyarakat sejak zaman dahulu kala, Lingkok Tutuk.

 

 


JANWARI IRWAN – LOTIM


 

LINGKOK Tutuk yang ada di Desa Tutuk, Kecamatan Jerowaru, berada sekitar 200 meter dari Pasar Jor, merupakan salah satu sumber air yang kini menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat.

Sesuai dengan namanya, dalam bahasa Sasak, lingkok berarti sumur, dan tutuk berarti mati. Jika Lingkok Tutuq tidak ada di daerah selatan, maka dapat dipastikan masyarakat selatan tidak ada, dan tidak bisa bertahan hidup hingga saat ini.

Hingga kini sumber mata air Lingkok Tutuk yang ada di Desa Tutuk tidak soarang pun yang tahu, kapan dan tanggal berapa dibangun. Bahkan siapa yang membangun juga tidak jelas. Mereka hanya mengetahui keberadaan Lingkok Tutuk ini sudah ada sejak zaman Belanda masih menjajah Indonesia.

Lingkok Tutuk dari sejak pertama dibangun, hingga saat ini belum pernah sekalipun kekurangan air. Padahal luas dari Lingkok Tutuk sendiri hanya sekitar 5 meter, dengan kedalaman sekitar 8 meter. Namun dengan luas dan kedalaman yang tidak begitu dalam, ternyata mampu menghasilkan air yang begitu melimpah, dan tidak pernah berkurang sedikitpun airnya.

Hal ini diceritakan oleh seorang supir tangki air, Pak Murdi yang setiap hari mengambil air dari sumur Lingkok Tutuk, untuk kemudian mendistribusikan ke masyarakat di kawasan selatan.

Disampaikan, Lingkok Tutuk yang merupakan tempat mengambil air bersih untuk dijual ke masyarakat selatan, dalam sehari dia bisa mengambil air sebanyak kurang lebih 8 kali, dengan kapasitas tangki sebanyak 5000 liter. “Minimal dalam sehari itu saya mengambil air disini sebanyak 8 tangki, dan mengantarkan ke wilayah selatan,” ungkapnya.

Ternyata lanjutnya, bukan dia saja yang mengambil air bersih di tempat itu. Jumlah kendaraan yang setiap hari mengambil air disini ada sebanyak 25 mobil tangki, masing-masing mengambil air minimal 6 kali perhari. “Kadang-kadang kita mengambil air sebanyak 10 kali dalam sehari, sehingga kalau dikalikan semuanya ada sekitar 100 tangki air perhari yang kita ambil,” jelasnya.

Meskipun ada 100 tangki kapasitas masing-masing 5000 liter yang mengambil air setiap hari, anehnya tidak pernah Lingkok Tutuk ini habis airnya. Bahkan seperti tidak pernah berkurang. “Kita juga heran, segitu banyak yang kita ambil airnya tiap hari, airnya tidak bisa habis,” herannya.

Konon Lingkok Tutuk yang sudah hadir berabad-abad lamanya, hingga kini baru hanya sekali saja dibersihkan oleh masyarakat. Pembersihan yang dilakukan oleh tokoh agama di Jerowaru, beserta masyarakat, bahkan sampai menurunkan ratusan mesin pemompa air untuk bisa mengeringkan sumur ini. “Dalam pembersihan pun tidak bisa sampai kering, karena airnya tetap mengalir,” ungkapnya.

Sementara salah satu tokoh masyarakat di Desa Jerowaru, H. Ikhsan mengatakan Lingkok Tutuk sebenarnya hendak direnovasi oleh para tokoh Jerowaru. Dimana bangunan tower yang sudah ada saat ini, akan dilanjutkan lagi pembangunannya. Sehingga Lingkok Tutuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara gratis, dan murah andai pun nanti berbayar.

“Sebenarnya tower itu akan digunakan oleh tokoh agama kita disini untuk membantu masyarakat. Namun karena tidak ada biaya, maka proses pengerjaannya menjadi tertunda,” jelasnya.

Untuk itu pihaknya berharap bangunan tower yang sudah ada dibangun itu dapat dibantu oleh pemerintah untuk melanjutkan pembangunan. Sehingga kedepan akan memudahkan pengambilan air, untuk didistribusikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan. “Saya yakin, dengan jumlah air Lingkok Tutuk yang tidak pernah habis, dan tiap hari diambil sebanyak ratusan ribu liter, bisa membantu masyarakat yang berada di daerah selatan,” pungkas Ikhsan. (*)

Komentar Anda