Lima Jabatan Kembali Dilelang

Rosiady Sayuti (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM –  Dua pejabat eselon II Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB  memilih jabatan fungsional.

Tadjudin Erfandi  saat ini menjabat Kepala Biro Organisasi dan Herry Erfan Rayes dan  sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Mereka dilantik Selasa lalu (3/1).  Mereka lalu memilih jabatan fungsional sebagai widyaiswara. “Mereka berdua lebih memilih untuk menjadi pejabat fungsional, tidak struktural lagi,” ungkap  Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H Rosiady Sayuti saat ditemui Radar Lombok Rabu kemarin (4/1).

Tadjudin Erfandi sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, sebelum diturunkan jabatannya menjadi Kepala Biro Organisasi. Begitu juga dengan Herry Erfan Rayes, yang sebelumnya Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian diturunkan menjadi Kepala Biro Kesra.

[postingan number=3 tag=”mutasi”]

Rosiady sendiri membantah jika kedua pejabat tersebut tidak senang dengan jabatannya saat ini, sehingga memilih mundur dari jabatan struktural. “Yang namanya jabatan itu kan ada struktural dan fungsional, mereka hanya mau pindah saja,” terangnya.

Dikatakan, kedua pejabat tersebut telah mengikuti tes menjadi widyaiswara. Diperkirakan bulan ini Surat keputusan (SK) keduanya akan keluar sebagai widyaiswara. “Makanya untuk mengantisipasi, kita akan lelang lima jabatan jadinya,” kata Rosiady.

Nantinya, kedua pejabat tersebut dipastikan menjadi Widyaiswara. Sebuah jabatan fungsional yang diangkat oleh pejabat berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) pemerintah.

Baca Juga :  Airlangga: Kader Golkar Harus Bisa Jadi Role Model Perwujudan Pancasila

Menyikapi pengunduran diri kedua pejabat tadi, saat ini sedang dipersiapkan kembali  melelang lima Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) atau eselon II.

Pekan depan  Panitia Seleksi (Pansel) telah dibentuk. Menurut Rosiady Sayuti mengungkapkan, paska mutasi terjadi terdapat tiga jabatan lowong. “Pak Gubernur sudah perintahkan untuk segera kita bentuk pansel. Ada lima jabatan yang akan kita lelang, minggu depan pansel sudah terbentuk,” kata Rosiady.

Jabatan yang saat ini lowong sebenarnya hanya tiga, yaitu jabatan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang ditinggalkan oleh Husnanidiaty Nurdin, Kepala Biro Administrasi Pembangunan (AP) yang ditinggalkan IGB Sugiartha dan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip yang ditinggalkan Imhal.

Menurut Rosiady, meski ada tiga jabatan lowong namun untuk antisipasi, dua jabatan lainnya akan dilelang juga yaitu Kepala Biro Organisasi yang dipegang oleh Tadjudin Erfandi dan Kepala Biro Kesra yang baru saja diamanahkan ke Herry Erfan Rayes. “Mereka berdua lebih memilih untuk menjadi pejabat fungsional, tidak struktural lagi,” ungkap Rosiady.

Direncanakan, pansel akan terdiri dari 9 orang. Sebanyak 4 orang dari internal pemprov dan 5 orang dari eksternal. Anggota Pansel dari eksternal, akan disesuaikan dengan jabatan yang dilelang sehingga bisa menghasilkan pejabat terbaik. “Itu kan sesuai undang-undang, kita akan pakai yang 9 orang,” tutup Rosiady.

Baca Juga :  Dinilai Berhasil, Ridwan Hidayat Tetap Jabat Ketua Gerindra NTB

Herry Erfan Rayes, saat dikonfirmasi Radar Lombok mengakui bahwa dirinya memang sengaja mengajukan diri sebagai widyaiswara. Mengingat, umur Erfan saat ini sudah 58 tahun berjalan. “Memang saya akui eselon saya diturunkan, tapi itu kebijakan Pak Gubernur untuk membantu saya. Serius, ini malah saya terbantu oleh kebijakan Pak Gubernur,” katanya.

Menurut pria kelahiran Sumbawa 8 Juli 1958 ini, andaikan saja dirinya tidak dilantik saat mutasi kemarin, maka Erfan akan langsung pensiun dari ASN. Namun  dirinya dilantik menjadi Kepala Biro Kesra.

Begitu juga andaikan  Tadjudin Erfandi  dimasukkan ke Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah (TGP2D), seketika itu akan langsung pensiun. “Makanya kalau sekarang jabatan saya akan dilelang lagi, ya tidak apa-apa. Kan kalau besok keluar rekomendasi dari LAN (Lembaga Administrasi Negara), tinggal diproses ke Presiden untuk saya dapatkan SK. Sudah saya bilang sama Pak Sekda (Rosiady Sayuti), langsung saja diproses kalau ada rekom dari LAN,” terang Erfan.

Erfan sendiri mengikuti tes sebagai widyaiswara pada tanggal 27 Desember. Per tanggal tersebut, sebenarnya sudah dipetakan oleh Baperjakat pejabat-pejabat yang akan dimutasi. “Kalau kemarin saya tidak dilantik, saya pension dong,” tandasnya.  (zwr)

Komentar Anda