Lima Dokter RSUD Provinsi NTB Dapat Lisensi CMO

SIAP BERTUGAS: Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H (tengah) bersama empat dokter lainya saat mengikuti Seminar Lisensi CMO yang dilaksanakan oleh FIM di Vantaa Finlandia beberapa waktu lalu. (Istimewa/radar lombok)

MATARAM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan layanan sebagai rumah sakit rujukan dalam menangani event balap motor berkalas nasional maupun internasional.

Beberapa waktu lalu, Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H atau yang akrab disapa dr. Jack, telah mengikuti seminar Lisensi Chief Medical Officer (CMO) yang dilaksanakan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) di Vantaa Finlandia bersama 4 orang  dokter RSUD Provinsi telah mendapatkan Lisensi FIM dan siap bertugas di evant kejuaran balap motor kelas internasional baik digelar di NTB. “Jadi kiprah dokter dari NTB untuk sampai bisa mengambil lisensi Chief Medical Officer FIM tersebut agak panjang ceritanya. Tidak semua dokter bisa serta-merta mengikuti seminar license yang diselenggarakan oleh FIM,” ujar Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga RSUD Provinsi NTB,dr. Mokhammad Rakhmad Abadi, Sp.KO kepada Radar Lombok, Rabu (1/6).

Chief Medical Officer untuk diketahui FIM Official’s Licence – Chief Medical Officer merupakan lisensi internasional sebagai syarat agar seorang dokter bisa menjadi pimpinan penyelenggaraan layanan medis pada event kejuaraan motor internasional yang diselenggarakan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM), baik pelayanan medis bagi pembalap, official maupun bagi para penonton.

Kelima dokter yang telah memperoleh lisensi tersebut yakni dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H selaku direktur RSUD Provinsi NTB atau yang akrab disapa dr. Jack. Kemudian, dr. Eko Widya Nugroho, Sp.EM, dr. Mokhammad Rakhmad Abadi, Sp.KO, dr. Adi Wira Perdhana dan dr. Sunanto, Sp.BA.

Lebih lanjut, dr. Mokhammad Rakhmad Abadi yang juga salah satu dokter RSUD Provinsi NTB yang telah mendapatkan lisensi CMO dari FIM, menjelaskan ada beberapa persyaratan jika dokter yang ingin mendapatkan linsensi CMO dari FIM, diantaranya, diusulkan oleh induk organisasi balap motor di suatu negara, untuk di Indonesia sendiri harus diusulkan Ikatan Motor Indonesia (IMI). Kemudian, telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan kejuaraan balap motor internasional yang diselenggarakan oleh FIM.

Baca Juga :  Saat Anggota Komunitas Fotografi Ikut Peduli Bima

Selanjutnya, mengisi dan Menyerahkan formulir pendaftaran lisensi CMO yaitu berupa Appendix E. Dan disetujui oleh FIM untuk mengikuti seminar license. “Kemudian dalam seminar license tersebut kami diajarkan, cara memimpin penyelenggaraan layanan kesehatan dalam suatu event balap motor internasional,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dalam seminar linsensi juga, sambungnya, para dokter diajarkan mengenai apa yang perlu dilakukan jika ada pembalap yang kecelakaan, mulai dari rantai koordinasi tindakan penyelamatan, langkah yang perlu dilakukan untuk klaim asuransi pembalap yang kecelakaan tersebut, penentuan apakah pembalap tersebut diperbolehkan untuk balapan kembali, hingga prosedur bahwa helm yang dikenakan oleh pembalap tersebut harus diserahkan ke FIM untuk diperiksa dan diteliti tingkat kerusakannya. “Jadi Chief Medical Officer merupakan pimpinan penyelenggaraan layanan kesehatan bukan hanya bagi Pembalap dan Official, namun juga bagi Pelayanan Kesehatan untuk Penonton,” terangnya.

Radi sapaan akrabnya, linsensi CMO yang diberikan oleh FIM kepada dirinya bersama empat dokter lainnya termasuk direktur RSUD Provinsi NTB masa berlakunya sampai 3 tahun sejak dikeluarkan. “Jadi untuk masa berlaku lisensi yang sudah diperoleh adalah 3 (tiga) tahun,” ungkapnya.

Radi juga sampaikan, dalam menjalankan tugas para dokter yang telah memperoleh linsensi CMO dari FIM, maka sebelum event dimulai tidak lupa untuk menyiapkan sistem pelayanan kesehatan bagi pembalap dan penonton. Yaitu mulai dari, Medical Center (bagi pembalap dan official), Mini Clinic (bagi penonton/spectator), Alat-alat medis yang digunakan, Sumber Daya Manusia yang akan ditugaskan sebagai tim medis dan paramedis, Menyiapkan kendaraan untuk pelayanan medis mulai dari All Terrain Vehicle (4 Quad), ambulance hingga helikopter medis dan Menyiapkan Rumah Sakit rujukan. “Kemudian mengkomunikasikan semua persiapan tersebut kepada Medical Director dari FIM untuk menentukan kelayakan. Karena prinsipnya dalam balap motor, No Medical, No Race,” katanya.

Baca Juga :  Empat Remaja Terjaring Operasi Yustisi

Mengingat dalam waktu dekat NTB akan jadi tuan rumah perhelatan seri kejuaraan dunia Motocross Grand Prix (MXGP) yang berlokasi dikawasan Samota kabupaten Sumbawa pada 24-26 Juni 2022, lanjutnya, kesiapan dari CMO RSUD Provisni sudah sangat siap ketika nanti bertugas dalam event berkalas internasional tersebut. Karena persiapan sudah dijalankan tinggal menunggu hari pelaksanaannya. “Kemudian nanti pada tanggal 15 Juni Insya Allah akan ada melakukan Workshop bagi tim medis dan paramedis yang akan bertugas dalam MXGP di Sumbawa. Lalu dilanjuti nanti tanggal 23 menggelar workshop dan gladi gabungan tim medis- paramedis dengan tim marshall. Dengan didampingi langsung oleh Medical Director (David McManus) yang merupakan direktur Medical Commission dari FIM,” pungkasnya.

Ditambahkan, dr. Jack, pada gelaran MXGP Samota nanti tidak semua CMO RSUD Provinsi NTB diturunkan ke lokasi event. “Tidak semua CMO kita turunkan di MXGP,” tambahnya.

Meski demikian, dr. Jack, memastikan kesiapan dari RSUD Provinsi NTB yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan dalam memberikaan layanan kesehatan pada event MXGP Samota. Baik itu bagi kru dan pembalap maupun penonton. “Prinsipnya kita sangat siap untuk memback up event MXGP karena pengalaman di Mandalika udah samgat cukup,” katanya.

Terlebih RSUD Provisni NTB telah memiliki tenaga medis khusus yang memiliki lisensi CMO dari PIM, maka kedepan tentu semua event balap motor baik yang diselanggarakan di NTB maupun di Indonesia dapat diback up dalam penanganan layanan kesehatan saat balapan atau race. “Semua event nasional maupun internasional yang ada baik di NTB maupun di Indonesia CMO kita bisa memback up rice-nya. Nggak perlu lagi datangkan dari luar,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda