Lebih Dekat dengan Hj. Nurniah, Pengolah Sampah di Dasan Agung Baru

Hasil Kerajinan Diminati Wisatawan Mancanegara

Lebih Dekat dengan Hj. Nurniah, Pengolah Sampah di Dasan Agung Baru
KREASI : Hj. Nurniah dan hasil karyanya yang berbahan sampah saat ditemui di Lingkungan Banjar Dasan Agung kemarin. (ist)

Sejak tahun 2011 Pemerintah Kota Mataram melaksanakan program Gerakan Lingkungan Sampah Nihil (Lisan). Program lalu memunculkan banyak kreasi warga. Mereka mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Seperti apa?


HISNAINI-MATARAM


Mataram masih belum bebas dari permasalahan sampah. Menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab soal sampah kepada pemerintah juga tentu tidak adil. Elemen warga harus membantu pemerintah dengan berbagai cara kreatif. Misalnya saja menyulap sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Di Dasan Agung Baru ada usaha warga mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Di tangan Hj. Nurniah, sampah plastic dan sejenisnya di daur ulang dan menjadi barang yang diminati oleh wisatawan bahkan wisatawan mancanegara. Barang buatan perempuan ini bahkan sampai diekspor terutama ke Jepang.

Nurniah saat ini berusia di atas 50 tahun, namun semangatnya menjaga kebersihan patut diacungi jempol. Di usia senjanya Nurniah menjadi tutor warga Dasan Agung Baru agara mereka mengolah barang bekas menjadi bernilai tinggi.

Bertempat tinggal di Lingkungan Banjar Dasba Agung Baru, rumah Nurniah dipenuhi dengan hasil kerajinan tangan yang sudah berhasil ia ciptakan seperti topi,bunga, tas yang bahan utamanya dari sampah plastik.”Saya berusaha mengajak ibu-ibu untuk berkarya dari sampah,” ujarnya saat ditemui kemarin.

Baca Juga :  Mengenal Baiq Jahvania Awali, Atlet Panjat Tebing Muda NTB

Nurniah mengajak ibu-ibu di lingkungan setempat untuk membuat kerajinan dan memanfaatkan sampah yang ada agar tidak mencemarkan lingkungan. Sampah disulap menjadi berbagai macam kerajinan.” Paling cepat satu produk bisa selesai dalam satu jam,” ungkapnya.

Setiap hari aktivitas sebagai tutor ia jalankan. Tidak hanya untuk masyarakat sekitar lingkungan saja, tetapi juga dilakukan untuk masyarakat luar Mataram seperti di Lombok Timur.” Saya sudah mengajar sampai ke Sembalun Lotim  dan masih banyak tempat lagi,”tuturnya.

Sampai sekarang hasil kerajinan Hj. Nurniah sudah sampai keluar negeri seperti ke negara Jepang. Ia  bekerjasama dengan salah satu yayasan Jepang sejak 2012.”Kerjasama dengan LSM Jepang  sudah sejak 6 tahun lalu sampai  sekarang,” ungkapnya.

Dijelaskan bahwa kerajinannya selalu mengikuti lomba dan bazar-bazar. Semua hasil karyanya ini mulai banyak diminati berawal dari dirinya yang pernah mendapatkan juara 1 tahun 2011 untuk lomba kebersihan lingkungan. Setelah pulang dari lomba pada tahun 2011 di Jogja lalu ia mencoba  membuat satu tas dan lama kelamaan kebanjiran pesanan hingga sekarang.

Baca Juga :  Menelusuri Jejak Sejarah Jembatan Gantung Gerung

Kreativitas warga juga diwujudkan untuk mendukung program Lisan tersebut. melalui Pemanfaatan kelompok kerja (Pokja), sampah daur ulang diolah ke dalam bentuk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.

Lurah Dasan Agung Baru Apriyadi menyebut Dasan Agung Baru sebagai kelurahan yang bersemangat berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan lingkungan. Ia menyadari bahwa potensi kreativitas yang langsung berhubungan dengan program Lisan sangat bermanfaat untuk kesejahteraan warga.” Kami memiliki tutor untuk masalah sampah organik di lingkungan Banjar,” ungkapnya.

Lingkungan Banjar  Dasan Agung menjadi pusat perhatian karena program kerja yang aktif, lingkungan dengan sampah nihil (LISAN) yang dipimpin oleh Hj. Nurniah sudah dikenal luas.(*)

Komentar Anda