Lebaran Topat Simbol Kesadaran Gender

lebaran-topat
PANTAI : Warga memenuhi pantai di hari Lebaran Topat kemarin. Mendatangi pantai dan objek wisata lain dilakukan setelah selesai menggelar zikir dan ziarah makam. (Fahmy/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG – Lebaran Topat (lebaran setelah puasa syawal enam hari), yang merupakan tradisi warga Sasak sejak dulu, kemarin dirayakan dengan semarak. Setelah  menggelar kegiatan zikir di masjid dan musala kampung masing-masing dengan menu topat (ketupat), mereka berziarah ke kubur leluhur dan tokoh penyebar agama Islam. Setelah itu mereka ke tempat wisata. Kemarin, garis pantai yang membentang dari wilayah selatan Lombok Barat hingga pantai di Kota Mataram dan menyambung ke pantai wilayah utara Lombok Barat penuh oleh ribuan warga. Begitu juga dengan tempat wisata lainnya.

lebaran-topat
LEBARAN : Ketupat agung dibawa menuju lokasi acara Lebaran Topat di kawasan Pantai Duduk Kecamatan Batulayar Lombok Barat kemarin. Lebaran Topat adalah tradisi budaya masyarakat Lombok Barat dan Lombok secara umum yang dilaksanakan seminggu setelah perayaan Idul Fitri 1 Syawal.

Di Lombok Barat, perayaan Lebaran Topat secara resmi digelar Pemkab Lombok Barat di Pantai Duduk Kecamatan Batu Layar. Berbagai pertunjukan bernuansa religi ditampilkan. Hadir para pejabat dari provinsi dan Lombok Barat.  Gubernur diwakili Plt Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Baiq Eva Nurcahyaningsih.

Dalam sambutannya, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, mengatakan Lebaran Topat menjadi event budaya yang juga dikenal dengan istilah Lebaran Nine (Lebaran Perempuan).”Masyarakat Lombok punya semacam kesadaran gender, dari awal melihat dari sisi kenamaan, sehingga Lebaran Topat disebut Lebaran Nine dan Lebaran Idul Fitri disebut Lebaran Mame (Lebaran Laki-laki).” Lebaran topat ini sebagai wujud kesadaran gender di masyarakat Lombok,” kata bupati.

Baca Juga :  Lebaran Topat Dipusatkan di Dua Tempat

Menurutnya, banyak makna yang bisa dipetik dari perayaan Lebaran Topat, diantaranya soal kesadaran gender itu. Kemeriahan Lebaran Topat nampak saat pengarakan ketupat Agung. Seperti biasa, perayaan Lebaran Topat diawali dengan prosesi ziarah makam. Setelah itu ketupat agung dibawa mengelilingi lokasi acara dan menjadi suguhan untuk para tamu.

Kapala Dinas Pariwisata Lombok Barat H. Ispan Junaidi mengatakan, tradisi Lebaran Topat merupakan usaha untuk merawat dan menjaga tradisi. Lebaran Topat di Lombok Barat juga sudah menjadi kalender wisata yang digelar setiap tahun sebagai usaha mendatangkan wisatawan.

Baca Juga :  Lebaran Topat Lobar: Satu Tenggelam, Tiga Anak Terpisah Dari Orang Tua

Di Mataram, Lebaran Topat digelar Pemkot di dua titik, yaitu di kawasan Makam Loang Baloq Kecamatan Sekarbela dan Makam Bintaro Kecamatan Ampenan. Wali Kota H. Ahyar Abduh memimpin perayaan Lebaran Topat di Loang Baloq, sedangkan Wakil Wali Kota H. Mohan Roliskana memimpin perayaan Lebaran Topat di Makam Bintaro. Perayaan Lebaran Topat diawali dengan mengadakan syukuran dan makan bersama dengan menu ketupat lengkap.

Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh mengatakan bahwa perayaan Lebaran Topat merupakan sebuah kegiatan yang mengandung nilai agama sekaligus nilai budaya yang sangat tinggi. Tentunya baik sebagai upaya untuk merawat adat istiadat yang ditinggalkan oleh para leluhur. Kegiatan ini setiap tahunnya selalu diikuti secara antusias oleh masyarakat Kota Mataram dan sekitarnya. Baik yang mengikuti jalannya rangkaian ritual adat dan keagamaan, maupun yang sekadar berekreasi bersama dengan keluarga.(ami/gal)

Komentar Anda