Layon Ayu dan Nurilah Diotopsi

Layon Ayu dan Nurilah Diotopsi
MENINGGAL : Jenazah Nurilah belum diketahui kapan akan dipulangkan, karena saat ini masih dilakukan otopsi.( Azwar zamhuri/radar lombok)

TKW Tewas karena Keracunan di Libya

PRAYA – Jenazah Ayu dan Nurilah masih tertahan di Libya. Layon tenaga kerja wanita (TKW) gelap itu rencananya akan dipulangkan ke Indonesia pada 18 Januari ini.

Namun, belum diketahui kapan layon kedua TKW ini sampai di Lombok Tengah. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat hanya menerima kabar umum saja, bahwa kedua layon TKW itu akan segera dipulangkan. Disnakertrans juga hanya sebatas menerima kabar penyebab kematian kedua TKW ini.

Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Lombok Tengah, Fitri Andriani menerangkan, kabar kematian kedua TKW ini diterima langsung dari KBRI di Libya. Bahwa, ada tiga orang warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia akibat kecelakaan. Mereka dikabarkan keracunan gas ketika sedang beristirahat di kamarnya.

Sebelum meninggal, tutur Fitri, TKI ini dikabarkan menyalakan bahan pemanas menggunakan arang di kamarnya. Mereka kemudian istirahat hingga tertidur setelah menyalakan bahan pemanas itu. Keduanya kemudian tak bangun-bangun setelah itu.

Karena lama tak keluar kamar, sopir atau penjaga rumah majikan mereka kemudian curiga dan berusaha membangunkan mereka. Tapi para TKW ini tak kunjung menyahut, apalagi bangun. Barulah sopir majikannya itu mendobrak jendela kamar mandi di kamar TKW ini. Ketika itu, TKW ini ditemukan sudah tak bernyawa.

KBRI di Libya pun kemudian mendapatkan kabar. Mereka langsung bertolak ke tempat kejadian perkara (TKP). KBRI sempat memeriksa memeriksa dan mengambil dokumen di TKP. ‘’KBRI Tripoli juga telah mendatangi tempat kejadian perkara untuk mengambil dokumentasi kamar tidur dan menemukan semua dalam keadaan rapi, serta tidak ada tanda-tanda aneh dan mencurigakan,” terang Fitri.

Dari kejadian itu, KBRI mendapatkan kesimpulan sementara akan penyebab kematian WNI ini. Mereka berinisiatif menyalakan pemanas dengan bahan arang. Namun tidak mengetahui dampak dari pemakaian alat itu yang mengakibatkan oksigen di dalam kamar menjadi berkurang. Dan ketika mereka tidur, akibatnya tidak sadar ada banyak asap yang menyebabkan kekurangan oksigen, sesak napas dan akhirnya meninggal. Mereka diduga kuat meninggak akibat keracunan gas karbon monoksida. “Jadi perlu saya luruskan jika meninggalnya WNI ini bukan karena bom seperti isu yang beredar,” terangnya.

Kejadian itu sendiri berlangsung pada 8 Januari lalu. Saat kejadian, majikan mereka sedang berada di negara Portugal dan di rumah itu hanya terdapat sopir atau penjaga rumah. ‘’Kejadian itu juga sudah dikabarkan kepada majikannya,’’ tandas Fitri.

Penegasan sama disampaikan Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, Agus Patria. Dia menimpali, meninggalnya TKI ini bukan karena ledakan bom seperti informasi yang beradar. Tapi karena keracunan bahan pemanas dalam kamar mereka. “Yang jelas mereka meninggal bukan karena bom seperti informasi yang beredar. Tidak ada kaitan dengan bom. Perlu kita luruskan informasinya. Kan selama ini katanya akibat bom. Padahal tidak ada tanda ledakan. Yang ada, kemungkinan karena asap,” jelas Agus.

Informasi yang dihimpun Radar Lombok, ada tiga TKW asal Lombok yang meninggal dalam kamar itu. Mereka adalah Nurilah, 32 tahun, warga Desa Mas-Mas Kecamatan Batukaliang Utara Kabupaten Lombok Tengah, Senaum Naye alias Ayu asal Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Kemudian Nurhayati, warga Desa Suradadi Kecamatan Terata Kabupaten Lombok Timur.

Agus sendiri mengaku tak memiliki data lengkap soal TKW yang meninggal di Libya ini. Karena mereka diduga berangkat ke negara itu secara ilegal. Pasalnya, pemerintah masih melakukan moratorium untuk tujuan negara seperti Libya. “Itu kan memang TKW ilegal, karena masih moratorium ke timur tengah. Gak perlu ditanya soal itu,” ketusnya.

Agus tidak berbicara banyak tentang keberangkatan Nurilah. Termasuk seperti apa prosesnya. Namun meskipun berangkat secara ilegal, pemerintah akan tetap mengurus jenazahnya secara layak. 

Lalu kapan jenazah TKW tersebut akan dipulangkan? Agus juga belum bisa memastikan. Informasi tentang kepulangan jenazah belum ada hingga saat ini. “Setelah urusan dis ana selesai, mayat akan dikirim pulang. Kedutaan besar tidak mungkin menahan. Sekarang ditangan pemerintahan, tidak perlu khawatir pihak keluarga. Tidak mungkin pemerintah menyia-nyiakan warganya. Akan dipulangkan kok, tunggu saja,” kata Agus.

Intinya, informasi yang didapat Agus sekarang jenazah TKW itu sedang diotopsi. Karenanya, ia mengimbau kepada keluarga korban agar bersabar menunggu pemulangan jenazah keluarganya.  “Sekarang informasi yang saya dapatkan, mayat sedang diotopsi,” tutupnya.

Informasi yang dikemas Koran ini, Nurilah merupakan janda dua anak. Anaknya kelas 2 SMP dan kelas 2 SD. Keputusannya berangkat untuk memperbaiki ekonomi keluarga pada saat gempa bumi sering melanda NTB tahun 2018 lalu. 

Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil Lombok Tengah bagian utara, Muhammad Akri meminta pemerintah untuk segera memproses pemulangan jenazah TKW tersebut. “Pihak terkait, instansi terkait harus bertindak cepat. Jangan diam menunggu dengan seribu alasan ini itu, ini soal prikemanusiaan,” katanya. 

Keluarga korban khususnya orang tua korban, hingga hari ini berharap banyak anaknya dapat dipulangkan ke kampung halamannya. “Siapa saja, kalau sudah dengar kabar anaknya meninggal di negeri orang, tentu sangat sedih. Maka pemerintah daerah yang menaungi bidang itu harus mengambil langkah. Jangan kemudian berdalih terlalu banyak. Meskipun kita tahu proses berangkatnya itu tidak sesuai prosedur, namun ini soal lain,” ujar Akrie. (met/zwr) 

Komentar Anda