Launching Dashat, Menuju KSB Bebas Stunting

Dapur sehat atasi stunting (Dashat) merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas, untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, ibu hamil, ibu menyusui serta calon pengantin. Kata Pelaksan Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi  NTB, Drs. Samaan, M.Si pada launching kampung keluarga berkualitas dan dapur sehat atasi stunting di kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat pada 18 Oktober 2022.

Hal ini, katanya, guna menurunkan angka stunting, sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia yakni di angka 14% di tahun 2024.

Sama’an, manembahkan, bahwa “DASHAT dilaksanakan oleh pemerintah desa/ kelurahan melalui pengembangan kelompok atau kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan penanganan stunting yang ada di tingkat desa dan sekitarnya.

Lebih lanjut Sama’an menyampaikan, melalui DASHAT, masyarakat dapat menciptakan kedaulatan pangan di pekarangan rumah, dengan mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Kita mampu menghasilkan sendiri dan memproduksi sendiri pangan lokal yang sehat dan mengandung gizi seimbang dan tidak mahal.” Katanya.

Percepatan penurunan stunting melalui program Dashat yang ada di kampung KB dengan pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

Sementara itu, kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) kabupaten Sumbawa Barat (KSB) H. Tuwuh, SAP, menyampaikan, bahwa dengan adanya dashat diharapkan pengetahuan masyarakat akan makanan bergizi bagi balita semakin meningkat sehingga stunting dapat diatasi

 “Melalui dashat, kami berharap, stunting dapat teratasi di KSB, Sesuai amanat bapak bupati, angka stunting di KSB agar dapat ditekan berada di angka 5 %”, tambahnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa penanganan stunting di KSB sudah berada pada on the track. Penanganan stunting dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai pihak.

Selain itu pemerintah daerah juga mencanangkan gerakan Keluarga Bahagia Bebas Stunting (KEBAS). KEBAS Stunting sendiri menitik beratkan pada penanganan stunting pada tiga pilar yakni Pertama pilar pencegahan, kedua pilar penanganan dan ketiga pilar mempertahankan angka penurunan stunting.

Berdasarkan Data Distribusi Stunting Per Kabupaten/ Kota Tahun 2022 (Surveilans Gizi Melalui E-Ppgbm Pengukuran Agustus), Sumbawa Barat menjadi kabupaten di NTB dengan angka stunting terendah di NTB yakni presentase kasus sebanyak 8.78 %.

Ini tidak terlepas dari kerja sama lintas sektor dalam serta bebagai kegiatan di lakukan secara bersama-sama, pertemuan rutin, penganggaran bersama. (AHY,YDI)

Komentar Anda