SELONG–Aktivitas Gunung Rinjani (3726 mdpl) terus dipantau secara ketat oleh Pos Pengamatan Gunungapi Rinjani.
Dalam laporan terbaru yang disusun oleh Nizwaril Hamdi, A.Md., pada periode pengamatan 7 November 2024 dari pukul 00:00 hingga 24:00 WITA, tercatat beberapa kejadian kegempaan yang patut diwaspadai.
Berikut ini adalah data kegempaan yang dilaporkan:
-Low Frekuensi: Tercatat 4 kejadian dengan amplitudo 1-2 mm dan durasi 25-112 detik.
– Vulkanik Dangkal: Terdapat 1 kejadian dengan amplitudo 1 mm dan durasi 9 detik.
– Vulkanik Dalam: Terdapat 2 kejadian dengan amplitudo 1-4 mm, S-P 1,4 detik, dan durasi 10-25 detik.
– Tektonik Lokal: Tercatat 3 kejadian dengan amplitudo 1-4 mm, S-P 5-5,5 detik, dan durasi 30-49 detik.
– Tektonik Jauh: Terdapat 3 kejadian dengan amplitudo 1-15 mm, S-P 14-25 detik, dan durasi 59-129 detik.
Sementara cuaca pada hari tersebut cerah dan berawan dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara berkisar antara 12 hingga 24 derajat Celsius dengan kelembaban udara mencapai 87 persen.
Gunung Rinjani terlihat jelas, dengan kabut ringan pada tingkat 0-I hingga 0-II. Tidak ada asap kawah yang teramati sepanjang periode pengamatan.
Kesimpulannya aktivitas vulkanik Gunung Rinjani belum sepenuhnya stabil, dengan potensi letusan tiba-tiba yang masih ada meskipun tidak dapat dipastikan kapan akan terjadi. Potensi bahaya utama berada di area tubuh Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani. Tingkat aktivitas Gunung Rinjani masih berada pada Level II (Waspada).
Untuk direkomendasikan kepada masyarakat sekitar dan pendaki/pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak beraktivitas atau berkemah di dalam area tubuh Gunung Barujari termasuk di area lava baru dan seluruh area dalam radius 1,5 km dari kawah Gunung Barujari.
Pendakian diperbolehkan kecuali di seluruh bagian tubuh Gunung Barujari, karena material lava letusan masih bertemperatur tinggi dan tidak stabil, rawan terjadi longsoran batu.
Pendaki/pengunjung/wisatawan diharapkan selalu menyiapkan masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi mata jika terjadi letusan abu.
Serta masyarakat diharap tetap tenang namun waspada, tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
(RL)