Pondok Pesantren (Ponpes) Islakhul Ummah NW Tapak Siring Desa Lendang Kekah Kecamatan Batukliang Lombok Tengah sebagai salah satu ponpes yang menyelenggarakan program tahfidz. Sudah banyak alumni dan prestasi yang diraih.
SAPARUDDIN–PRAYA
Ponpes Islahul Ummah NW Tapak Siring Desa Lendang Kekah Kecamatan Batukliang Lombok Tengah (Loteng), merupakan Ponpes tergolong masih belia dan terkenal dengan program hafidz. Ponpes Islahul Ummah berdiri sejak tahun 2000 silam. Program tahfidz menjadi program unggulan, tanpa menyampingkan program yang lain.
Dengan mengedepankan program ini, ini membuat ponpes ini berkembang cepat, santrinya sudah di atas 600 orang lebih.Ponpes punya program khusus terkait tahfidz ini. Santri yang menempuh program tahfidz ini dikarantina dalam satu asrama. Sedangkan bagi yang tidak ikut tahfidz, mereka mondok di rumah warga sekitarnya.
Pimpinan Ponpes TGH Abdul Malik mengatakan, bagi santri yang ikut tahfidz kebutuhan mereka sudah ditanggung ponpes. Mereka yang bergabung santri yang mau dibina dan digembleng dalam menghafal Alqur'an. Meski begitu, pelajaran lain tetapi diikuti seperti santri-santri lainnya. “Setiap hari di asrama yang memiliki aula kecil ini, santri melakukan hafalan Alqur'an.
Mereka satu dengan yang lain saling mentasmiq,” terangnya Kamis kemarin (9/6).
Selanjutnya, pada pagi Jumat dan malam Rabu, mereka diwajibkan menyetorkan hafalannya selama satu minggu, dimana target yang harus dicapai minimal 5 lembar dan jika santri mampu bisa maksimal 1 juz. “Kami tidak berani terlalu menekankan sampai satu juz perminggu, lantaran, pendidikan di sekolah juga mereka harus pelajari,” ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan ponpes mengembangkan program tahfidz, ponpes telah melakukan kerja sama dengan Yayasan Ummul Qurrouwalhufazz Yaman. “Kerja sama ini sebenarnya sudah lama terjalin,'' jelasnya.
Yayasan Ummul Qurrouwalhufazz Yaman mengirimkan pembimbing untuk membantu santri belajar dan mudah menghafal Alqur'an. Santri dibimbing lebih banyak kepada pemantapan hafalan dan makhrajnya termasuk logat membaca.
Dikatakan, pola lama dengan cara khalaqah atau duduk bersama sambil menyetorkan hasil hafalannya, menjadi ciri khas program tahfidz di ponpes ini. Cara ini merupakan peninggalan dari pendiri ponpes almarhum TGH Mahmud Yasin, dimana beliau menyarankan untuk tidak sesekali meninggalkan pola lama, yakni Khalaqah.
Bimbingan ponpes dan kerja keras santri, sejumlah prestasi diraih santri Islakhul Ummah NW Tapak Siring. Salah seorang santri pernah mengikuti lomba tahfidz di televisi swasta nasional. Lalu di tingkat lokal seperti juara I tahfidz 30 juz ad-zikrol hauliyah 40 MDQH Anjani dan juara I tahfidz 5 juz ad-zikrol hauliyah 44 MDQH Anjani.
Juara I tahfidz 5 juz ad-zikrol hauliyah 47 MDQH Anjani, Juara I tahfidz 15 juz pantasy KSNW Loteng, juara I tahfidz 10 juz Hultah NWDI ke 79 Anjani, juara II tahfdiz 10 juz ad-zikrol hauliyah 46 MDQH Anjani dan juara II tahfidz 5 juz ad-zikrol hauliyah 46 MDQH Anjani.
Prestasi lainnya, juara II tahfidz 20 juz STQ tingkat Kabupaten, juara II tahfidz 5 juz ad-zikrol hauliyah 44 MDQH Anjani, juara II tahfidz 15 juz ad-zikrol hauliyah 47 MDQG Anjani, juara II tahfiz 10 juz pantasy KSNW Loteng, Juara II tahfidz 10 juz ad-zikrol hauliyah 42 MDQH Anjani. Selanjutnya, juara harapan 1 tahfidz tingkat Provinsi NTB, dan yang lainnya.
Menurut TGH Abdul Malik,keberhasilan santrinya ini sangat membanggakan. Sebab dalam jangka 15 tahun, sudah mampu menamatkan ratusan santri yang hafidz. “ Tidak semua para penghafal yang ingin diketahui kemampuannya menghafal, mereka lebih banyak memilih menghafal jadi ilmu pribadi, bukan untuk dilombakan,” tuturnya. (**)