
MATARAM – Laga panas partai puncak babak 4 besar Liga 4 NTB 2024/2025 tercoreng. Pasalnya, laga yang mempertemukan PS Mataram kontra Persidom tidak tuntas. Lantaran PS Mataram melakukan aksi Walkover (WO) akibat dinilai terjadi kecurangan dalam proses pertandingannya.
Laga yang berlangsung di GOR Manuru Kupa, Dompu, Senin (24/2/2025) itu menghasilkan kekecewaan dari tim PS Mataram. Ini terjadi akibat banyak insiden yang dinilai tidak masuk akal selama pertandingan. Akibatnya tim PS Mataram protes lewat aksi Walkover (WO). Laga pun resmi berakhir tanpa ada kejelasan pertandingan selanjutnya.
“Perangkat pertandingan Liga 4 NTB tidak beres. Terlalu banyak kejanggalan yang diperlihatkan,” ujar Sekjen Askot PSSI Mataram Hamdi Achmad.
Hamdi mengaku sangat menyayangkan peristiwa di partai final tersebut. Harapannya, laga final mestinya menjadi laga tontonan yang menghibur, namun dirusak oleh sejumlah oknum yang mempermainkan aturan selama pertandingan berlangsung.
Dijelaskannya, kekecewaan bermula sejak berlangsungnya babak pertama di menit ke-18. Di mana di menit tersebut, PS Mataram cukup menguasai laga. Terbukti, tim asal Ibu Kota Provinsi NTB tersebut mampu menjebol gawang Persidom.
“Padahal kita sudah lebih awal unggul. Kemenangan sudah di depan mata. Tapi kenapa harapan itu dirusak dengan kecurangan oknum perangkat pertandingan,” sesalnya.
Setelah PS Mataram berhasil menguasai pertandingan. Gerak-gerik permainan PS Mataram mulai diatensi, artinya kesalahan kecil pemain dibesar-besarkan atas kemauan perangkat pertandingan. Bahkan anehnya, dalam waktu yang bersamaan, tiga pemain dikasih kartu merah oleh wasit.
Hal ini menurutnya, tidak masuk di akal dalam aturan pertandingan. Parahnya, hanya karena Kapten PS Mataram layangkan protes, tanpa pertimbangan, wasit mengeluarkan kartu merah. Baginya, laga Liga 4 NTB 2024/2025 ini menjadi laga terburuk sepanjang turnamen.
“Bukan tim yang bertanding jadi juara, tapi mereka para oknum perangkat pertandingan yang rebut juara. Biarkan aja mereka yang angkat tropi,” katanya.
Tidak hanya itu, kejanggalan lainnya soal aturan tendangan bebas yang diberikan kepada pemain Persidom. Pada prakteknya cukup aneh, karena jarak pagar yang mestinya 9 meter. Tapi menjadi 15 meter, hal ini sangat aneh karena tidak ada dalam aturan sepakbola.
Upaya-upaya para oknum perangkat pertandingan Liga 4 NTB untuk menjatuhkan tim PS Mataram sangat terlihat. Apalagi dengan banyaknya kejanggalan dan hadiah finalti buat pemain Persidom yang tidak berdasar.
“Pemain kami tidak handball, kepala pemain kami yang kena, tapi diberi kartu dan Persidom dapat hadiah finalti. Setelah peristiwa itu pemain kami lakukan aksi WO,” jelasnya.
Atas insiden WO dari tim PS Mataram, maka permainan tidak dilanjutkan. Praktis Persidom Dompu memastikan diri sebagai juara Liga 4 Zona NTB 2024/2025 setelah meraih kemenangan WO atas PS Mataram di pertandingan terakhir babak 4 besar.
Kemenangan WO ini terjadi setelah PS Mataram enggan melanjutkan pertandingan sebagai bentuk protes terhadap keputusan wasit. Sebelum WO, PS Mataram sempat membobol gawang Persidom, namun pertandingan yang berlangsung di babak pertama tidak dilanjutkan hingga akhir. Dengan hasil ini, Persidom mengakhiri kompetisi dengan koleksi poin tertinggi dari tiga kemenangan tanpa kekalahan.
Sementara itu, saat Media ini melakukan konfirmasi terhadap Asprov PSSI NTB selaku penyelenggara Liga 4 NTB 2024/2025, namun hingga berita ini dimuat belum mendapat jawaban apapun. (rie)