Kuota SNMPTN Berpotensi Turun

SNMPTN

JAKARTA – Rangkaian pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) berjalan sejak hari ini (14/1). Yakni dengan dimulainya pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) oleh masing-masing SMA/SMK sederajat. Sayangnya kuota SNM PTN tahun ini diberpotensi turun dibadingkan tahun lalu.

Potensi penurunan kuota itu terjadi karena panitia SNM PTN menggunakan skema perhitungan baru. Tahun lalu panitia mematok kuota mahasiswa baru dari saringan SNM PTN minimal 40 persen. Sedangkan tahun ini kuota SNM PTN minimal 30 persen. Artinya tahun ini kampus negeri diperbolehkan menampung mahasiswa baru jalur SNM PTN meski hanya 30 persen.

Ketua Umum Panitia SNM PTN 2017 Ravik Karsidi mengatakan skema penerimaan mahasiswa baru di kampus negeri tahun ini memang mengalami penyesuaian. Yakni kuota SNM PTN minimal 30 persen, kuota SBM PTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) minimal 30 persen, dan kuota seleksi mandiri maksimal 30 persen. ’’Itu artinya PTN boleh menetapkan kuota mahasiswa baru SNM PTN lebih dari 30 persen,’’ katanya di Jakarta kemarin. Dia mencontohkan di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang selama ini tidak membuka jalur seleksi mandiri. Sehingga kuota jalur mandiri dilimpahkan ke SNM PTN maupun SBM PTN.

Baca Juga :  UNBK di SMKN 9 Mataram Gunakan Komputer Rakitan

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu menjelaskan sampai saat ini panitia belum menetapkan total kursi mahasiswa baru dari tiga saringan itu. Dia mengatakan para rektor masih menghitung kuota terkini di kampus masing-masing. Setelah ditetapkan baru kemudian akan dibagi berapa untuk SNM PTN, SBM PTN, dan seleksi mandiri.

[postingan number=3 tag=”pendidikan”]

Sementara itu panitia juga mengubah skenario kuota pengisian PDSS. Tahun ini sekolah akreditasi A hanya boleh mendaftarkan 50 persen siswa terbaik di sekolahnya. Turun dibandingkan tahun lalu yakni 75 persen. Sedangkan untuk sekolah akreditasi B hanya 30 persen, sekolah akreditasi C (10 persen), dan sekolah akreditasi lainnya (5 persen).

Ravik berharap kepala sekolah mendaftarkan anak didiknya di PDSS sesuai dengan rumusan kuota itu. ’’Kepala sekolah kita beri kewenangan menyeleksi sendiri,’’ jelasnya. Dengan pengeprasan kuota ini, Ravik berharap peluang siswa yang didaftarkan lebih besar.

Ravik bersama sejumlah rektor PTN mengatakan belum menetapkan kuota untuk masing-masing seleksi masuk. Rektor ITB sekaligus ketua umum majelis rektor perguruan tinggi negeri Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto mengatakan, kampusnya juga belum membagi kuota mahasiswa baru berdasarkan jenis seleksinya. ’’Kita perlu rapat internal dulu,’’ katanya.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati juga menjelaskan perlu membahas dulu bersama senat untuk menentukan kuota SNM PTN, SBM PTN, maupun seleksi mandiri. ’’Hari ini kan masih launching,’’ kata mantan wakil rektor bidang kerjasama dan alumni itu.

Baca Juga :  Mulai Hari Ini, UIN Mataram Tanpa Pejabat Rektor

Meskipun belum ditetapkan, Dwikorita mengatakan ketiga saringan itu penting. ’’Termasuk yang seleksi mandiri,’’ jelas dia. Ia menceritakan selama ini untuk SNM PTN cenderung dikuasai oleh pendaftar dari Indonesia barat, khususnya pulau Jawa. Sedangkan pendaftar SBM PTN lebih menyebar.

Sementara untuk seleksi mandiri digunakan untuk menjaring calon mahasiswa dari daerah khusus. Menurutnya anak-anak dari mahasiswa khusus tentu peluangnya cukup kecil jika dipaksa bertarung melalui SNM PTN maupun SBM PTN. Dia menegaskan tidak ada pembedaan uang kuliah di SNM PTN, SBM PTN, maupun seleksi mandiri. ’’Semuanya menggunakan skema uang kuliah tunggal (UKT, red),’’ pungkasnya.

Menristekdikti Muhammad Nasir menjelaskan alasan para rektor memberlakukan perhitungan kuota baru tadi. Nasir mengatakan hasil studi yang dilakukan, muncul deviasi atau selisih yang besar antara nilai rapor saat daftar SNM PTN dengan nilai IPK (indeks prestasi kumulatif). Dengan analisis itu panitia SNM PTN memutuskan batas minimal kuota SNM PTN dikurangi dari 40 persen menjadi 30 persen. (wan)

Komentar Anda