Kunci Sukses Berbakti Pada Orang Tua, Raup Keuntungan Rp 30 Juta Perbulan

Pernah beberapa kali gagal dalam berbisnis, tak membuat patah arang. Dengan tekad dan kemauan kuat, dia pun bangkit. Akhirnya, dia pun sukses dengan usaha konveksi

 


Ahmad Yani – Mataram


 

Sebuah bangunan cukup besar berdiri di atas sebuah lahan seluas 1, 5 area  di Jalan Arya Getas Lingkungan Bagek Kembar Kota Mataram. Bangunan tersebut berada di deretan lingkungan pemukiman warga di kawasan itu.

Bangunan itu berbentuk segi empat dengan desain bangunan terbuka di semua sisi. Berbagai aktivitas  di dalam bangunan tersebut bisa terlihat dari luar.

Ada meja berukuran panjang terlihat ditengah bangunan itu. Meja itu dipergunakan sebagai tempat untuk mengukur kain. Ada ruang komputer untuk mendesain, serta sekaligus dijadikan ruang tamu. Mesin jahit dan mesin bordir sekitar 7 unit. Terdapat pula ruang khusus bagi mesin konveksi.

Beragam baju dengan berbagai ukuran digantung di sejumlah sudut ruangan. Belum lagi baju masih terlihat berserakan. Kain masih digulung pun ada.

Para karyawan pun nampak serius dengan berbagai aktivitas dilakoni tersebut. Mereka melaksanakan apa menjadi tugas dan tanggung jawab baik bagian desain, bordir, jahit, konveksi dan lainnya.

Di depan bangunan besar itu pun terdapat plang nama tertuliskan " Djagon Kaos : Konveksi, Sablon, Bordir dan Desain." Siapa menyangka bangunan tersebut milik seorang anak muda bernama Ahyar Rosidi. Di bangunan tersebut sehari – sehari Ahyar – panggilan akrabnya, menjalankan bisnis konveksi. Usaha  ini sudah dilakoni sejak 2013 lalu. Dengan tekad, kesungguhan dan semangat pantang menyerah, bisnis atau usaha yang dilakoni Ahyar terus berkembang dan maju.

Awalnya, memang tak mudah bagi Ahyar memilih berwiraswasta. Sejak lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram pada tahun 2008 silam, berbagai usaha atau bisnis sudah dilakoninya mulai dari peterrnak, batu bata dan bisnis lainnya.

Semua bisnis dilakoni itu berakhir dengan kegagalan. Ahyar pun sempat menjadi karyawan swasta di salah satu perusahaan di Cakranegara. Hal itu hanya dilakoni beberapa bulan saja. Dia  lalu memilih mengundurkan diri. Dia merasa tidak betah dan cocok menjadi karyawan. Dia tidak ingin terikat dan terkekang berbagai aturan. Dia juga bukan tipikal orang senang diperintah. 

Disisi lain, naluri bisnis atau berwiraswasta masih menggelora dalam diri Ahyar. Akhirnya dia memilih mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. " Tekad saya memang sejak mahasiswa ingin jadi pengusaha. Saya tidak cocok jadi karyawan," terang pemuda asal Ampenan itu.

Tak mudah bagi Ahyar dengan keputusan tersebut, di tengah tidak ada pekerjaan yang dilakoni kala 2012 lalu. Terlebih, Ahyar sudah berkeluarga dan memiliki satu putra. Dengan tetap menjadi karyawan, Ahyar tidak bisa memikirkan peluang bisnis ada. Hasrat dan keinginan sejak mahasiswa menjadi pengusaha pun makin jauh. Tekad dan keinginan bulat Ahyar pun mundur.

Baca Juga :  NTB Sukses Jadi Tuan Rumah MTQ

Ahyar tidak menyerah. Beragam peluang usaha dijajalnya. Meski belum juga menunjukkan hasil memuaskan alias masih gagal. Hingga peluang usaha itu kembali menghampirinya. Salah satu temannya mengajak Ahyar kala itu berbisnis sablon dan konveksi. Pengetahun Ahyar tentang usaha sablon masih sangat minim. Ahyar mengaku awalnya hanya ikut – ikutan dengan temannya itu. Namun Ahyar sudah berkomitmen dan bersungguh – sungguh untuk bisa memanfaatkan apapun peluang usaha dilakoninya.

Kesempatan tersebut tidak di sia – siakan. Ahyar banyak belajar usaha itu. Rekan dan jaringan usaha sejenis pun makin banyak dikenal. Merasa sudah memiliki ilmu cukup, memiliki jaringan memadai, promosi, dan kesempatan untuk bisa mewujudkan obsesi menjadi pengusaha terbuka. Akhirnya, pada pertengahan tahun 2013 lalu Ahyar memilih membuat usaha sendiri.

Dia memilih tidak bergabung lagi dengan rekannya itu. Untuk membuka usaha sendiri, Ahyar kala itu memberanikan diri  meminjam uang di bank sebesar Rp 30 juta dengan jaminan sertifikat tanah milik orangtuanya. Dengan pinjaman itu ahyar membuka usaha sablon. Ahyar pun sudah paham dan mengetahui seluk beluk bisnis tersebut.

Meski begitu, tak mudah bagi Ahyar dalam menjalankan usaha tersebut. Usaha sablon tersebut sempat tertatih – tatih. Bahkan, pada awalnya, dia sempat merugi. Itu sempat terjadi beberapa kali. Pesanan sudah dikerjakan tidak dibayarkan pelanggan, bahkan dia harus menanggung kerugian. Namun, dia menyadari, untung rugi adalah dinamika yang harus siap dilakoni dalam berwiraswasta atau berbisnis. " Hanya ada dua hal dalam kita berbisnis, kalau tidak rugi ya untung, demikian juga sebaliknya," papar Ahyar kemarin. Meski tertatih – tatih dalam menjalankan usaha, Ahyar tak putus asa. Dia bertekad tak boleh gagal lagi dalam menjalankan usaha itu. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Dengan kerja keras dan kesungguhan, usaha sablon Ahyar pun makin berkembang.

Pelanggan makin banyak berdatangan. Jasa sablon miliknya pun makin banyak diminati. Pundi – pundi rupiah itu pun makin banyak mengalir. Ahyar sangat mengutamakan kepuasan dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Baginya dengan pelanggan puas menjadi promosi sangat efektif bagi bisnis tersebut. Dengan sendiri pelanggan puas dengan hasil pekerjaannya, akan memberitahukan atau merekomendasikan kepada lainnya.

Bisnis sablon pun makin tumbuh dan berkembang.Dengan modal yang dimiliki  Ahyar pun membesarkan usaha tersebut. Ahyar kemudian memberanikan diri membuka usaha bordir dan konveksi. Bordir dan konveksi digeluti Ahyar sejak satu tahun terakhir. Dia pun harus merogoh kantong lebih dalam lagi untuk membeli berbagai peralatan konveksi. Tak tanggung – tanggung Ahyar membeli peralatan mesin konveksi dan bordir seharga Rp 400 juta.

Baca Juga :  Tekuni Dunia Bisnis di Usia Muda

Kini Ahyar sudah memiliki 8 karyawan. Total asetnya mencapai Rp 2 miliar lebih mulai dari bangunan, mesin dan berbagai lainnya. Rata – rata keuntungan bersih diperoleh dari usaha tersebut berkisar Rp 25 juta  sampai Rp 30 juta perbulan. " Setelah dipotong gaji karyawan, biaya operasional dan lainnya, keuntungan bisa mencapai Rp 25 juta  sampai Rp 30 juta perbulan," paparnya.

Bahkan, keuntungannya bisa lebih jika pada musim tertentu. Misalnya, menjelang hari raya dan memasuki tahun ajaran baru sekolah.  Biasanya pada kedua momen itu, akan ada peningkatan pesanan lebih dari dua kali lipat dari biasanya.

Pelanggan pun tidak hanya dari Kota Mataram, tapi dari daerah lainnya seperti Lombok Tengah, KLU, Lombok Barat dan Sumbawa. Bahkan, acap kali dia memperoleh pesanan dari NTT.

Terkait dengan kunci sukses dalam menjalankan usaha tersebut, Ahyar mengaku, kepuasaan pelanggan dan ketepatan menyelesaikan pekerjaan  menjadi prioritas. Selain itu, kunci sukses lainnya  berbhakti kepada orang tua. Bagi Ahyar dengan berbhakti kepada orang tua, makin memudahkan langkahnya dalam membesarkan dan mengembangkan usaha tersebut. " Dengan kita berbhakti kepada orang tua, sesungguhnya menjadi pembuka rezeki bagi kita," ungkapnya.

Bagi Ahyar, dalam menjalankan usaha itu tak cukup dengan hanya ikhtiar duniawi. Tapi juga harus diiringin dengan ikhtiar ukhrawi. Dengan ikhtiar ukhrawi berupa ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai perintah Allah SWT. Karena itu, Ahyar mengharuskan kepada karyawan harus menghentikan semua aktivitas ketika azan berkumandang.  Karyawan harus melaksanakan shalat tepat waktu dan berjamaah.

Bahkan, sebelum memulai aktivitas di pada pagi hari, karyawan diminta untuk melaksanakan shalat Dhuha. Seusai shalat Dhuha tersebut Ahyar biasanya memberikan pengarahan kepada karyawannya. " Dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah memberikan rezeki dari berbagai arah tak disangka – sangka. Ini selalu saay tekankan kepada karyawan," ungkapnya.

Menurut Ahyar, sesungguhnya peluang usaha banyak d isekitar lingkungan kita asalkan ada kemauan dan komitmen untuk berwiraswasta. Dia berharap, kepada kalangan anak muda, agar tidak selalu berpikir menjadi pegawai atau berorientasi sebagai PNS. Anak muda harus berani berubah  pola pikir  untuk berwiraswasta atau membuka lapangan pekerjaan bagi orang lainnya. Tak perlu rumit dalam membuka usaha. Yang terpenting ada keberanian. Tak perlu berpikir macam – macam. Buka usaha itu serta jalankan dan hadapi apapun harus dihadapi." Kunci berbisnis itu adalah buka usaha itu, kemudian jalankan, serta hadapi segala sesuatunya. Berwirawasta itu tak serumit yang kita pikirkan" pesannya.(*)

Komentar Anda