Kuartal I 2023 Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen

Wahyudin (Dok/ Radar Lombok)

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat ekonomi Nusa Tenggara Barat pada triwulan I-2023 dibanding triwulan I-2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen. Sementara ekonomi NTB tanpa tambang bijih logam pada Triwulan I-2023 tumbuh 0,71 persen secara q-to-q dan tumbuh 4,65 persen secara y-on-y.

Kepala BPS Wahyudin mengatakan pertumbuhan terjadi pada 12 lapangan usaha lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 12,76 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 9,07 persen, dan jasa perusahaan sebesar 7,68 persen.

“Termasuk juga lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,54 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 5,51 persen dan real estate sebesar 5,29 persen,” katanya saat press rilis BPS, Jumat (5/5).

Baca Juga :  Daihatsu Resmikan Sarana Pelatihan Manufaktur untuk SMK di Karawang

Disisi lain lima lapangan usaha yang mengalami terkontraksi yaitu jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,23 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 0,48 persen, informasi dan komunikasi sebesar 0,23 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,18 persen, dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,11 persen.

“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 15,53 persen, dan Jasa Perusahaan sebesar 0,24 persen,” ucapnya.

Sementara perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I-2023 mencapai Rp40,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,30 triliun. Struktur PDRB NTB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tidak sedikit mengalami perubahan dibandingkan triwulan IV-2022. Perekonomian NTB triwulan I-2023 didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 22,12 persen, diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 19,59 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,40 persen, dan konstruksi sebesar 9,34 persen.

Baca Juga :  NTB Desak KKP Perjelas Rencana Aksi Kampung Lobster

“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Nusa Tenggara Barat mencapai 65,44 persen,” tandasnya. (cr-rat)

Komentar Anda