Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan Terus Meningkat

Capaian Dua Tahun Sukiman-Rumaksi Memimpin Kabupaten Lombok Timur

Bupati Lotim HM Sukiman Azmy saat serah terima pengalihan status RSUD dr Raden Soedjono Selong dari tipe C ke B pada momen HUT Lotim ke 125.

PASANGAN Bupati dan Wakil Bupati Sukiman- Rumaksi (Sukma) telah genap masuk dua tahun memimpin Lombok Timur (Lotim). Dalam kurun waktu itu, berbagai prestasi telah ditorehkan pasangan ini dalam mewujudkan visi dan misinya lima tahun ke depan, yaitu menjadikan Lotim Aman, Adil dan Sejahtera (ASA).

Salah satunya di bidang kesehatan. Perbaikan pelayanan di bidang kesehatan ini menjadi salah satu program prioritas Sukiman – Rumaksi. Hal tersebut dibuktikan dengan gelontoran anggaran yang cukup besar untuk pembenahan dan peningkatkan kualitas dibidang kesehatan. Entah itu perbaikan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana termasuk juga sumber daya manusia (SDM).

Satu dari delapan puskesmas yang dibangun Pemkab Lotim selama dua tahun kepemimpinan Sukiman-Rumaksi.

Tidak hanya itu, alokasi anggaran di bidang kesehatan ini juga diprioritaskan untuk menyelesaikan berbagai persoalan kesehatan lainnya. Seperti penanganan stunting,gizi buruk, mengentaskan angka kematian ibu dan bayi. ‘’Pemerintahan relatif telah berjalan dua tahun. Banyak hal dan prestasi telah dicapai selama dua tahun ini, khususnya capaian dibidang kesehatan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Lotim dr. Hasbi Santoso.

Berbagai capaian yang dimaksud dirincikan Hasbi secara gamblang. Ia mengatakan, dinas yang dipimpinnya memiliki empat program prioritas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah. Di antaranya soal peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Selama dua tahun kepemimpinan Sukiman-Rumaksi telah banyak dibangun dan dilakukan perbaikan fasilitas kesehatan. Seperti pembangunan delapan puskesmas tahun 2019 yang menyebar di berbagai kecamatan. Beberapa di antaranya yaitu rumah sakit Aikmel Utara, Suralaga, Suela, Belanting, Sembalun, dan Masbgaik Baru.

Belum lagi puskemas lainnya juga telah banyak direnovasi. Selain itu, bertepatan dengan momen HUT Lotim di 2019 lalu atau setahun kemimpinan Sukiman-Rumaksi juga mulai dioperasionalkan Rumah Sakit Umum (RSU) Labuhan Haji. ‘’Sedangkan di HUT Lotim 2020 ini, salah satu prestasi Pemkab Lotim yaitu naiknya status RSUD dr. Raden Sodejono Selong dari tipe C ke B,” beber dia.

Masih fokus dalam peningkatan kualitas infrastruktur, kata dia, Pemkab Lotim juga memiliki sejumlah gagasan besarnya lainnya yang saat ini sedang berjalan. Yaitu rencana untuk mengubah dua puskesmas menjadi rumah sakit tahun 2021, yaitu Puskesmas Aikmel dan Keruak. “Sekarang kita sedang perjuangkan. Paling tidak dua puskesmas itu bisa menjadi rumah sakit tipe D. Dengan akan diubahnya status puskesmas menjadi rumah sakit terutama di Keruak, kita telah siapkan puskesmas pengganti yang pembangunannya sekarang telah mulai berjalan,” terangnya.

Selanjutnya soal peningkatan kualitas SDM di bidang kesehatan, selama dua tahun ini upaya peningkatan kualiatas SDM ini telah banyak yang berubah. Hal tersebut terang Hasbi mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Peningkatan kualitas SDM dimaksud berupa penempatan dua dokter umum minimal di setiap puskesmas. Termasuk juga mengaktifkan penempatan petugas kesehatan di setiap Pustu dan Polindes untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di tingkat desa.‘’Memang ada beberapa puskesmas seperti Aikmel dan Keruak, paling tidak kita butuhkan enam sampai delapan dokter umum. Yang pasti dari 34 puskesmas kita jumlah dokter yang kita tempatkan telah memenuhi standar,” ungkap Hasbi.

Begitu halnya dengan angka kasus kematian ibu dan anak yang selama ini masih menjadi persoalan serius di daerah ini. Ia mengatakan dua tahun terakhir ini Pemkab Lotim telah mampu menekan kasus kematian ibu dan anak. Hal tersebut berdasarkan perbandingan data jumlah kasus yang selama dua tahun ini jumlah kasusnya terus mengalami penurunan. 

Kasus kematian ibu misalnya, Lotim berada jauh di bawah standar nasional. Dalam artian, jika mengacu pada standar nasional ketentuannya yaitu 110 kasus kematian ibu per 100 ribu kelahiran. Sementara Lotim sendiri kasus kematian ibu terutama tahun 2020 ini baru hanya 27 kasus. ‘’Kasus kematian ibu selama kepemimpinan Sukma-Rumaksi ini kita jauh di bawah standar nasional. Kecuali untuk kasus kematian bayi kita memang masih cukup tinggi,” jelas Hasbi.

Dalam sisa masa pemerintah Sukiman-Rumaksi yang tinggal tiga tahun lagi, masih tingginya angka kasus kematian bayi ini menjadi PR utama yang harus dituntaskan. Kalau pun angka tidak turun drastis, paling tidak angka kasus kematianya itu bisa sama dengan standar nasional. “Capaian lainnya selama tahun ini keberhasilan kita dalam menurunkan angka kasus gizi buruk dan stunting. Lotim bisa dibilang kabupaten yang cukup berhasil dalam menurunkan gizi buruk dan stunting. Angka kasusnya turun signifikan,” ujar Hasbi.

Intinya, muara dari peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan ini merupakan indikator penentu indeks pembangunan manusia (IPM). Apalagi sekarang IPM Lotim masih berada diurutan ke delapan dari 10 kabupaten/kota di NTB. Karena itu, pihaknya akan terus berupaya agar kualitas pelayanan kesehatan sampai berakhirnya jabatan Sukiman-Rumaksi semakin sempurna. Semua itu tak dipungkiri perlu didukung dengan anggaran yang lebih memadai. Apalagi masih ada beberapa program prioritas yang selaras dengan visi dan misi bupati masih harus diselesaikan selama tiga tahun ke depan. “Terlebih sekarang kita dihadapkan dengan pendemi corona. Beberapa anggaran kita untuk berbagai program prioritas dialihkan untuk penanganan Covid-19. Hal ini tentu eskeksui anggaran kita tahun ini tidak sesuai dengan perencanaan,” imbuhnya.

Meski anggaran itu dialihkan untuk penanganan corona namun diakuinya secara angka anggaran yang dialokasikan ke Dikes tahun ini, terutama untuk belanja nilainya cukup besar. Namun lebih diprioritaskan untuk pencegahan Covid. Hingga APBD perubahan total anggaran yang digelontorkan ke Dikes nilainya mencapai Rp 400 miliar. Baik itu dari DAK, DAU dan berbagai sumber anggaran lainnya. “Sementara dari segi pendapatan sampai dengan sekarang ini nilainya sudah mencapai Rp 64 miliar,” bebernya.

Soal beberapa program priotas yang belum tuntas tahun ini penangananya akan dilanjutkan tahun mendatang. Terutama dalam penyebaran akses pelayanan kesehatan. Seperti melakukan penambahan dokter gigi yang sekarang masih kurang, termasuk juga beberapa akses kesehatan lainnya yang masih belum memenuhi standar. ‘’Termasuk hal lain yang perlu kita benahi selama tiga tahun ke depan ialah soal pola perbaikan kesehatan di level yang paling bawah. Terutama di setiap puskesmas. Di mana kita akan lebih fokus pada preventif dan promotif. Apalagi sekarang kita dihadapkan dengan wabah Corona,” tutupnya. (lie/adv)

Komentar Anda