Kendala dimaksud Junaidi merujuk pada kekurangan alat cetak. Alih-alih ingin memproduksi dengan jumlah banyak, untuk riset yang dilakukan sebelumnya pun ia harus menyewa alat. Namun demikian hal ini tidak menyurutkan niatnya guna mengedukasi pengusaha tahu.
Sejatinya apa yang diusung lembaga yang dipimpinnya itu mempunyai harapan supaya kedepan dapat memicu dan menggerakkan perekonomian masyarakat Kekalik Jaya. Terlebih hal ini juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan di Sungai Ancar yang kerap kali menjadi lokasi pembuangan limbah.
Ia optimis kedepan produksi akan terus meningkat. Selain menyelamatkan sungai dari limbah, ini dapat meningkatkan keselamatan ekosistem di sungai.
Sementara itu Kepala Balitbang Kota Mataram Miftarhurahman memberikan apresiasi atas inovasi kalangan pemuda Kekalik Jaya. Hasil inovasi tersebut patut didukung pemerintah. Apalagi limbah selama ini sangat dikhawatirkan karena pencemaran lingkungan. “ Kita baru ketehui ada hasil inovasi kalangan pemuda Kekalik,” katanya. (*)