KPK Telisik Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung TES Tsunami

DIPERIKSA KPK: Aprialely (pakai baju putih) bersama penasihat hukumnya Aan Ramadan, datang memenuhi panggilan KPK di Kantor BPKP Perwakilan NTB, dengan membawa dokumen dalam boks, Kamis (16/3). (ROSYID/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Dugaan korupsi pembangunan gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami di Kabupaten Lombok Utara (KLU), kembali mencuat. Dimana setelah penyelidikannya dihentikan Polda NTB akhir tahun 2016 silam, maka kini pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, yang kembali menelisik kasus tersebut.

Salah satu yang diperiksa tim antirasuah tersebut, yakni Aprialely Nirmala, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) pada proyek tersebut. Pemeriksaan perempuan tersebut, dilakukan di Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan NTB.

Pantauan koran ini, dia datang menggunakan mobil pribadinya, bernopol DR 174 YA merk Honda, tipe Jazz GK5 1,5 RS MT berwarna putih. Aprialely tiba di Kantor BPKP Perwakilan NTB sekitar pukul 13.40 WITA, bersamaan dengan penasihat hukumnya, Aan Ramadan yang menggunakan mobil terpisah.

Aprialely membawa sejumlah dokumen yang dimasukkan ke dalam boks plastik berwarna putih. Saat ditanya kedatangannya, Aprialely enggan berkomentar.

Sedangkan Aan Ramadan yang dikonfirmasi, membenarkan dirinya mendamping Aprialely untuk menjalani pemeriksaan oleh KPK. “Saya hanya mendampingi saja,” katanya sambil membawa boks yang berisikan sejumlah dokumen itu.

Aan belum memberikan komentar terlalu panjang, karena dirinya baru menandatangani surat kuasa sebagai penasihat hukum pendamping PPK. “Nanti saja ya, saya masuk dulu,” ujarnya.

Baca Juga :  Utang Pemprov ke Rekanan Tersisa Rp 104 Miliar

Sementara Kepala Bagian Umum BPKP Perwakilan NTB, Irwan Supriadi yang dikonfirmasi membenarkan soal pemeriksaan yang dilakukan oleh KPK itu. “Iya benar, ada pemeriksaan oleh KPK,” bebernya.

Sesuai dengan surat yang diterima, KPK meminjam ruangan untuk kegiatan pemeriksaan selama tiga hari. Terhitung dari hari Rabu (15/3) hingga (17/3) besok. “Kalau untuk pemeriksaan apa, saya tidak tahu, dan juga tidak mau tahu,” ungkap dia.

Selain Aprialely, KPK juga memeriksa seorang pria. Dimana saat keluar dari Kantor BPKP, pria yang memakai topi tersebut, enggan untuk membuka identitasnya. Hanya mengatakan bahwa dirinya dari Bogor.

Akan tetapi, ia membenarkan kalau dirinya telah diperiksa tim dari KPK. Setelah itu dia dijemput oleh mobil merek Toyota Kijang Innova berwarna hitam, dengan Bernopol DR 1395 BK.

Dari hasil pelacakan plat kendaraan dari laman resmi Bappenda NTB, kendaraan yang datang menjemput pria tersebut, terdaftar milik PT Waskita Karya.

Sementara Aprialely, selesai menjalani pemeriksaan sekitar pukul 18.47 WITA. Berkas yang dibawanya itu pun turut dibawa. Perempuan yang mengenakan kemeja berwarna putih ini enggan untuk berkomentar. “Maaf ya, sudah petang,” jawabnya sembari masuk ke dalam mobilnya.

Baca Juga :  Konstruksi Proyek Kereta Gantung Rinjani Dimulai Akhir 2022

Kemudian Aan, yang dikonfirmasi mengatakan bahwa Aprialely datang ke hadapan penyidik, hanya sebagai saksi. “Hanya sebagi saksi saja, masih dalam tahap penyelidikan,” singkatnya.

Seperti diketahui, Gedung TES Tsunami Lombok Utara ini merupakan proyek yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggungan Bencana (BNPB). Realisasi pekerjaan dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya NTB.

Pelaksana proyek ini adalah PT Waskita Karya. Pembangunan gedung di dekat Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, yang dimulai pada Agustus 2014, dengan anggaran Rp21 miliar yang bersumber dari APBN.

Pada 16 Juli 2017, proyek gedung dengan daya tampung 3.000 orang ini telah diserahterimakan ke Pemerintah Kabupaten Lombok Utara. Namun setelah serah terima, gedung tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembangunan, sehingga berstatus mangkrak. Bahkan kini gedung tersebut mengalami rusak parah akibat gempa yang terjadi pada tahun 2018. (cr-sid)

Komentar Anda