JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap seorang pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla), Rabu siang (14/12).
Kabarnya, target operasi tangkap tangan (OTT) KPK adalah Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi. Selain Eko, KPK juga mengamankan tiga orang lain. Keempat orang itu kini sudah dibawa ke gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said Kavling C1, Jakarta Selatan guna menjalani pemeriksaan.
Selain itu, KPK juga mengamankan satu unit mobil Toyota Fortuner berwarna hitam. Namun, penyidik sudah menutup pelat mobil yang disita itu.
Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan adanya OTT itu. Namun, dia belum bisa memberi keterangan lebih jauh. Agus mengatakan, KPK akan menggelar konferensi pers soal OTT pejabat Bakamla itu besok (15/12). “Tunggu konferensi pers besok pagi sebelum pukul 11.00," ujar Agus.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, OTT dilakukan pada Rabu (14/10) di Jakarta "Ada kegiatan OTT terkait pengadaan di sektor kelautan," katanya.
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Ari Soedewo mengaku prihatin dengan kasus suap yang diduga melibatkan anak buahnya. Menurut Ari, anak buahnya yang terjaring OTT KPK merupakan pegawai dari Kejaksaan Agung.
Arie menjelaskan, anak buahnya yang terjaring OTT KPK adalah pejabat eselon I. Merujuk pada inisial ESH yang dikabarkan tertangkap KPK, maka pejabat Bakamla yang ditangkap adalah Eko Susilo Hadi, deputi yang membidangi informasi, hukum dan kerja sama. "Dari kejaksaan. Jadi dikembakikan ke kejaksaan dong. Dengan tidak menutupi silakan diperiksa," kata Ari.
Namun, KPK tidak hanya menangkap Eko. Sebab ada pula pegawai Bakamla yang ikut ditangkap KPK.
"Ada di samping pihak yang menyuap, ada stafnya. Pak deputi (Eko, red) dibawa juga," ujarnya.
Ari menegaskan, dirinya selalu mewanti-wanti ke seluruh anak buahnya di Bakamla agar menjalankan tugas dengan baik dan jujur. Karenanya dia mengaku belum tahu soal kasus suap yang menyeret salah satu deputinya. "Enggak tahu lah kalau itu. Toh Bakamla ini multi-agen, dari kejaksaan, dari angkatan laut, dari polisi," ujar Ari sembari tertawa.
Selain itu Ari juga mengaku sudah meminta ke Kapolri agar menyediakan sumber saya manusia terbaik di Polri untuk mengisi Bakamla. “Jangan diberi orang-orang yang tidak kredibel. Saya minta orang-orang yang masih punya kompetensi bekerja baik. Baik dari kejaksaan, polisi, bea cukai dan segala macam," imbuhnya.
Ari Soedewo mengaku siap diperiksa KPK terkait kasus suap yang menjerat anak buahnya itu.
"Saya siap (diperiksa, red) sejauh yang saya tahu, yang saya perintahkan, yang saya amanatkan. Karena ini menyangkut lembaga saya," katanya.(boy/put/jpg)