Sementara itu, koordinator pengungsi Ahmadiyah, Syahidin, di Asrama Transito Mataram mengaku, saat ini ada sekitar 33 Kepala Keluarga (KK) pengungsi Ahmadiyah di penampungan Transito Mataram. Mereka menolak opsi untuk mengikuti program transmigrasi yang ditawarkan pemerintah. Opsi disebar untuk tinggal di rusunawa pun ditolak.
‘’Kami menolak untuk ikut transmigrasi. Karena kami ini kan banyak ibu-ibu. Mereka tidak bisa memotong kayu dan sebagainya. Rumah susun itu kami tidak siap. Karena kan membutuhkan iuran tiap bulan,’’ katanya.
Ia menilai opsi yang ditawarkan pemerintah tersebut hanya wacana belaka. Karena setiap tahun selalu diwacanakan tanpa dikerjakan. ‘’Itu kan masih rencana saja. Dari dulu juga demikian. Ada juga rencananya kami akan dipindah ke satu pulau,’’ tutupnya. (gal)