Kontribusi Anak-anak Muda NTB Ahli IT untuk Daerah

Ikut Tekan Kemiskinan dan Pengangguran lewat Teknologi

AHLI IT
DIPERLIHATKAN : Aji menunjukkan alat timbangan berat yang merupakan salah satu hasil karya Lumbung Inovasi di basecampnya, Senin siang (17/6). (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

Kehebatan seseorang bukan hanya diukur dari prestasi dan nilai akademik. Banyak anak muda NTB yang ahli teknologi memiliki kemampuan hebat bertaraf nasional hingga internasional. 


AZWAR ZAMHURI – MATARAM


Beberapa anak muda nampak sibuk dengan layar komputer di salah satu rumah di Gomong Kota Mataram. Ruangan tempat berkumpul anak-anak muda itu cukup sejuk karena dilengkapi AC. Tampilan layar di monitor akan sulit dipahami oleh kebanyakan orang. Maklum saja, mereka bukan sedang mengetik kata per kata.

Ada pula yang baru pulang kampus langsung datang ke tempat tersebut. Diantaranya Aji, mahasiswa jurusan Informatika Universitas Mataram asal Lombok Tengah. Sementara beberapa wajah lainnya terlihat lebih tua. Diantara mereka ada juga yang cuti kuliah dan menekuni layar monitor.

“Ini sebagian teman-teman yang aktif di Lumbung Inovasi NTB. Mereka ini mungkin tidak membanggakan dari sisi akademik, tapi kalau soal teknologi kemampuan mereka luar biasa. Ada juga yang bekerja di startup bukalapak,” tutur Lalu Lian Hari Wangi kepada Radar Lombok, Senin siang (17/6).

BACA JUGA: Cerita Para Pemilik Kos-kosan di Kota Mataram

Lian, panggilan akrabnya, adalah anak muda yang dilahirkan 22 Maret 1991 di Kabupaten Lombok Timur. Dialah Founder Lumbung Inovasi, sebuah wadah yang didirikan tahun 2018 lalu sebagai inkubasi anak-anak muda NTB pencinta ilmu teknologi (IT). 

Di tempat ini seorang mahasiswa memiliki kemampuan teknologi tinggi. Sebut saja Aji, mahasiswa semester VI itu mampu membuat teknologi timbangan berat badan. Belum lagi alat untuk mengukur tinggi yang juga sudah ada. “Inilah kerjaan kami setiap hari. Kami ingin bisa membuat sesuatu yang bermanfaat besar bagi masyarakat. Terutama bisa membantu perekonomian mereka, bisa membuka lapangan kerja juga,” kata Lian. 

Berbagai temuan teknologi dalam bentuk aplikasi dan inovasi telah banyak lahir dari anak-anak muda Lumbung Inovasi. Saat ini, mereka kerja keras untuk bisa lebih berkontribusi nyata. Terutama mengurangi kemiskinan dan pengangguran. 

Sambil menunjukkan beberapa hasil kreasi yang sudah dibuat, Lian mengutarakan keinginan besarnya untuk bisa membantu masyarakat meningkatkan perekonomian. “Dalam pandangan kami, semua masalah itu sumbernya adalah kemiskinan dan pengangguran. Adanya kriminalitas juga karena faktor tersebut,” ujarnya. 

BACA JUGA: Mengenal Produk Pipet Bambu Produksi KWT Insan Mandiri

Oleh karena itu, para personel Lumbung Inovasi tidak mengenal lelah dalam bekerja. Apalagi waktunya tinggal dua bulan lagi. “Nanti bulan Agustus akan kami launching berbagai inovasi untuk membantu perekonomian masyarakat,” ucapnya. 

Melalui inovasi tersebut, Lian yakin seluruh potensi desa bisa dioptimalkan. “Kami tidak ingin bicara banyak. Tapi nanti biar karya kami yang akan berbicara. Nanti masyarakat di desa akan lebih muda meningkatkan perekonomian,” katanya. 

Program unggulan Pemerintah Provinsi NTB seperti zero waste, juga menjadi perhatian Lumbung Inovasi. Anak-anak muda ini akan membuktikan bahwa sampah memiliki nilai tinggi. “Tidak bisa soal sampah ini kita bicara hanya lewat medsos atau seminar. Nanti, sampah akan bisa membeli apapun yang diinginkan masyarakat. Sampah juga bisa menjadi tabungan untuk pergi haji dan umrah,” terang Lian.

Semua karya yang dihasilkan Lumbung Inovasi harus bermanfaat. Misalnya saja alat timbangan yang hanya dibuat dari kayu biasa. Akan mampu membuka lapangan kerja. 

Kehebatan anak-anak muda di Lumbung Inovasi sudah tidak perlu diragukan. Bahkan ada juga yang sudah ditarik bekerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengembangan aplikasi. “Lulusan SMK dan kampus banyak, tapi pekerjaan terbatas. Itu masalah kita. Nah, teknologi ini kalau kita pintar bisa menjadi lapangan kerja yang luas,” sebutnya. 

BACA JUGA: Lebih Dekat dengan Produksi Tuak Manis Bubuk Petani Aren Loteng

Tim inti Lumbung Inovasi sekitar 30 orang. Belum lagi para talent yang jumlahnya mencapai 60 orang. Banyak hal luar biasa yang bisa dilakukan ketika para ahli teknologi itu berkumpul dan berpikir untuk kemaslahatan. 

Sebut saja aplikasi TangGap Bencana (TGB) yang tahun lalu menjadi juara satu tingkat nasional dalam event yang diselenggarakan Google. “Anak-Anak NTB juga bisa kok bersaing di tingkat internasional,” ucapnya. 

Aplikasi TGB terinspirasi dari bencana gempa tahun lalu. Lokasi bencana, seringkali sulit mendapatkan sinyal internet. Kelebihan aplikasi TGB, bisa digunakan secara ofline atau tanpa internet. Hal itu tentu saja membuat aplikasi TGB lebih unggul dibandingkan aplikasi lainnya yang membutuhkan jaringan internet.

Informasi yang bisa diakses dalam aplikasi tersebut sangat valid. Relawan dimudahkan, pemerintah bisa memanfaatkannya. Dampak gempa, baik korban, bantuan dan semuanya tercantum dalam aplikasi secara detail.

Belum lama ini, aplikasi Sistem Informasi Monev Satuan Pendidikan Aman Bencana (SIM SPAB) juga sudah diluncurkan. Adanya aplikasi tersebut merupakan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.(zwr)

Komentar Anda