Kontes Ayam Laga Terus Mendapat Penolakan dari Para Tokoh di Kota Mataram

KONTES AYAM LAGA: Brosur event Kontes Ayam Laga yang rencananya akan berlangsung di LEM Mataram, banyak tersebar di beberapa WA Grup dan media sosial lainnya.(SUDIR/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Seruan penolakan terhadap kegiatan Kontes Ayam Laga yang rencananya akan berlangsung di Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram terus bermunculan. Itu terjadi, karena kontes adu ayam ini dinilai sebagai “judi terselubung”. Sehingga reaksi keras juga datang dari kalangan Anggota DPRD Kota Mataram.

Anggota Komisi IV DPRD Kota mataram, H Syahrial Azmi mengatakan, perhelatan ini menuai banyak sorotan, karena adu ayam itu selalu identik dengan perjudian. Modus sabung ayam ini juga bertolak belakang dengan aturan di Kota Mataram.

“Kita sangat sayangkan kalau sampai event ini jadi digelar. Apalagi berlangsung di tempat umum seperti di Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram. Kita minta ada evaluasi dari Pemerintah Kota Mataram,” katanya kepada Radar Lombok, Senin kemarin (7/2).

Menurutnya, Kontes Ayam Laga ini hanya berubah judulnya saja. “Mereka mengemas dengan nama kontes, sehingga bisa ditetapkan menjadi event. Namun yang namanya adu ayam itu selalu identik dengan judi terselubung. Tentu sangat disayangkan kalau sampai berlangsung,” ujarnya.

Baca Juga :  Ayam Aduan Pasrah Ikut Diamankan ke Kantor Polisi

Politisi Golkar ini menyebutkan, Kontes Ayam Laga ini dinilai tidak sesuai dengan aturan, dan sudah bertentangan dengan aturan di Kota Mataram. “Ini harus diperjelas, apakah memang kontes tidak ada berbau perjudian,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam brosur yang telah beredar, Kontes Ayam Laga itu akan memperlombakan beberapa kelas, yaitu Kelas Bima, dengan ayam akan diadu selama 5×20 menit, biaya pendaftaran Rp 13 juta, berhadiah sepeda motor. Sedangkan untuk Kelas Mandalika, ayam akan bertarung 5×20 menit, pendaftaran Rp 25 juta, dengan hadiah utama sepeda motor Kawasaki Ninja. Serta Kelas Premium dengan pendaftaran Rp 2,5 juta, berhadiah emas batangan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram, TGH Abdul Manan mengatakan perlu diperjelas apakah ini kontes suara, kenjantanan atau bentuknya apa. “Kita berharap ada evaluasi. Karena ini sudah mulai banyak diperdebatkan. Kalau judi jelas tidak boleh. Kita harapkan ada evaluasinya,” ujarnya.

Baca Juga :  Wahana Bermain Funtopia Kini Hadir di Lombok

Penolakan juga disuarakan tokoh pemuda di Kota Mataram. Ketua Karang Taruna Cakranegara, Mahsan, SH mengatakan, Kontes Ayam Laga ini dinilai identik dengan sabung ayam (gocekan). Untuk itu dia berharap agar kepala daerah turun tangan. “Karena ini sudah melanggar dan tidak etis dipertontonkan ditempat umum. Kita harapkan ini segera diperjelas. Kita harapkan ditolak kepala daerah,” katanya.

Selama ini, Pemkot Mataram sudah sangat serius dalam penindakan perjudian di Kota Mataram. jangan sampai event tersebut bertopeng perjudian. Apalagi di tengah ancaman covid-19 yang masih melanda Kota mataram. “Kita harapkan jangan ada izin keramaian turun. Karena ini jelas akan menimbulkan kerumunan,” singkatnya. (dir)

Komentar Anda