MATARAM – Kebijakan pemerintah menaikan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax mulai dikeluhkan oleh konsumen. Jika sebelumnya, masyarakat cukup respon positif dengan keberadaan Pertamax sebagai alternatif BBM pilihan masyarakat karena harganya tidak terlalu berbeda jauh dengan Premium yang merupakan BBM subsidi.
Tapi kini, setelah adanya kenaikan harga menjadi Rp9.500/liter untuk Pertamax, masyarakat mulai piker-pikir. Bahkan, tak jarang konsumen sudah kembali beralih menggunakan Premium sebagai BBM kendaraan bermotor mereka, baik itu roda dua (R2) maupun roda empat (R4). Sebagian kecil lagi konsumen, memilih mengurangi kuota pengisian Pertamax, meski tetap menggunakannya.
Juwita, salah seorang konsumen yang selama ini menggunakan Pertamax, mengaku mulai berpikir ulang untuk menggunakan BBM non subsidi tersebut. Pasalnya, kenaikannya cukup tinggi, dan sangat memberatkan.
“Kenaikan harga BBM jenis Pertamax ini sangat memberatkan,” katanya, Selasa kemarin (3/7).
Hal yang sama juga dikeluhkan konsumen Pertamax lainnya, yakni Fitri. Ia mengaku bahwa kenaikan BBM Pertamax ini cukup memberatkan. Padahal, masyarakat sudah mulai banyak yang beralih menggunakan Pertamax, karena selisih harganya tidak terlalu jauh dengan Premium yang BBM subsidi maupun Pertalite non subsidi. Kini setelah ada kenaikan harga Pertamax, masyarakat selaku konsumen mulai berpikir ulang untuk kembali menggunakan Premium.