Kondisi Pustu Desa Sekaroh Memprihatinkan

PUSTU RUSAK: Tampak bangunan Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu) di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, yang kondisi bangunannya telah rusak dan tidak dipakai lagi, demi keselamatan (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu) semestinya harus dimiliki oleh setiap desa, untuk melakukan pelayanan kesehatan maksimal bagi masyarakat, tentu saja kondisi bangunannya juga harus bagus dan sehat. Namun di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), yang memiliki jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai sekitar 1.600 KK, kondisi bangunan Pustu-nya justru sangat memprihatinkan. Bahkan tak bisa ditempati lagi.

“Karena kondisinya sudah tidak layak huni, maka untuk saat ini Pemerintah Desa Sekaroh terpaksa menggunakan rumah milik salah satu warga sebagai tempat pengobatan untuk masyarakat,” jelas Mastur, selaku Sekretaris Desa Sekaroh kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (9/11).

Disampaikan, Pustu yang ada di Desa Sekaroh ini sejatinya pernah di rehab pada tahun 2009 lalu, namun bukan di rehab oleh Dinas Kesehatan Lotim, melainkan Dinas Transmigrasi. Namun karena perbaikan yang dilakukan minim, akibatnya bangunan menjadi cepat rusak. “Karena lokasi Kantor Desa dan Pustu berada di tanah bekas transmigrasi. Jadi yang memperbaiki bangunannya juga dari transmigrasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Jaksa Sita Dokumen Sertifikat Ilegal Sekaroh

Melihat kondisi bangunan Pustu yang tidak layak huni itu, Pemdes Sekaroh sendiri telah meminta kepada Dinas Kesehatan Lotim untuk memperhatikan, dan memperbaiki bangunan yang rusak. Namun hingga kini belum juga ada jawaban dari pemerintah. ”Kita itu sudah beberapa kali meminta untuk diperbaiki, namun hingga saat ini kita tidak mendapatkan jawaban,” ujarnya menyayangkan.

Baca Juga :  Pemprov Dianggap Lembek Hadapi Ali BD

Masyarakat Desa Sekaroh berharap bangunan Pustu yang berada tepat ditengah-tengah pemukiman warga ini segera diperbaiki. Pasalnya, letak Pustu sekarang yang berada di timur desa, dan meminjam rumah masyarakat, justru lokasinya jauh dari pemukiman.

“Sebenarnya kalau kita melihat kondisi masyarakat disini, seharusnya mempunyai pusat kesehatan yang layak, dan harus ada dokter. Namun kita mau bagaimana lagi, sebagai orang pinggiran ya harus sabar saja,” keluh Mastur.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Lotim,  ketika hendak dikonfirmasi hingga saat ini masih belum bisa ditemui. Demikian ketika dihubungi via SMS, hingga berita ini dimuat belum juga ada jawaban. (cr-wan)

Komentar Anda