Kompetensi Pamong Belajar PAUD di NTB Masih Rendah

MATARAM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberi perhatian serius terhadap pendidikan usia dini dan juga pendidikan non formal termasuk didalamnya untuk pusat kegiatan belajar masyarakat. Hanya saja, kondisi memprihatinkan terjadinya di NTB lantaran kompetensi tenaga penilik dan pamong PAUD dan Dikmas memprihatinkan.

Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya (PSD) Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BPPAUD Dikmas) NTB, H Ahmad Bawazier mengakui jika kompetensi tenaga penilik dan pamong PAUD dan Dikmas NTB masih kurang membanggakan. “Tak hanya kompetensi kurang membanggakan, jumlah pamong dan penilik PAUD di NTB sangat sedikit jauh dari kata ideal,” kata Bawazier di Mataram, Rabu (10/8).

Dikatakannya, masih rendahnya kompetensi tenaga penilik dan pamong belajar PAUD dan Dikmas dapat dilihat dari hasil uji kompetensi yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas. Dimana dari hasil uji kompetensi tersebut hasilnya dari 100 orang yang ikut uji kompetensi, 60 persen lebih diantaranya dinyatakan tidak lulus.

Baca Juga :  Lembaga PKBM Dianggap Ditelantarkan

Rendahnya kompetensi tenaga pamong dan penilik, diakui Bawazir akan berdampak terhadap kualitas dari anak didik di PAUD. Karena penilik dan pamong yang bertugas memberikan pengawasan, pendampingan dalam proses belajar mengajar di lembaga PAUD dan Dikmas.

“Kalau kompetensi pengawas dan pendampingnya kurang bagus, bagaimana bisa lembaga PAUD yang dibina itu bisa berkualitas. Nah ini hendaknya juga menjadi perhatian dari pemerintah kabupaten/kota memberikan pelatihan kepada pamong dan penilik Paud DIkmas ini,” ucap Bawazier.

Baca Juga :  Murid PAUD Sandat Diwisuda

Selain kompetensi yang kurang membanggakan, jumlah tenaga penilik dan pamong belajar di NTB juga sangat jauh dari kata ideal. Jika sekarang ini jumlah pamong dan penilik di setiap sanggar kegiatan belajar (SKB) itu hanya satu orang, sementara idealnya itu adalah  15 penilik dan 15 pamong. Karena lembaga PAUD yang diberikan pendampingan dan pengawasan dalam rangka peningakatan mutu dan kualitas ini banyak lembaga. Begitu juga dengan seharusnya jumlah penilik dan pamong di BPPAUD Dikmas NTB idealnya 30 orang, namun sekarang ini hanya 3 orang.

“Jumlah penilik dan pamong belajar yang terbatas ini menjadi persoalan dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di jenjang PAUD dan pendidikan non formal di NTB,” ujarnya. (luk)  

Komentar Anda