Kolaborasi ASPPI NTB Kembangkan Desa Wisata

MUSDA : Musda III DPD ASPII NTB kolaborasi kembangkan desa wisata meningkatkan pariwisata. (IST / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB di tengah hantaman pandemi Covid-19 harus berkolaboratif, inovatif, dan adaptif untuk mewujudkan pariwisata NTB yang gemilang. Terutama pada pengembangan desa wisata di NTB menjadi kunci meningkatkan geliat pariwisata.

Ketua Umum DPP ASPII, Safor Madianto menyebut pendampingan desa wisata di NTB memang harus digarap maksimal. Terlebih NTB menjadi daerah dengan jumlah desa wisata terbanyak yang mendapat program pendampingan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar)

“Dari 67 desa wisata yang digarap tahun ini, DPP ASPII mendapat jatah mendampingi 25 desa dengan 39 kegiatan dan 6 koordinator. NTB mendapatkan porsi paling besar 11 desa wisata dan 14 kegiatan,” kata Safor Madianto, Rabu (30/6).

Menurutnya, desa wisata memang menjadi idola di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Terutama dengan pergeseran minat wisatawan untuk mengunjungi daerah wisata yang bersifat alami. Nantinya, masing-masing desaakan menerima dana bantuan sekitar Rp 40 juta. Bantuan tersebut ditujukan untuk penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan yang digelar 20-30 hari.

Baca Juga :  Berkali-Kali Merasakan Manfaat JKN-KIS, Hartini Bersyukur Jadi Peserta

“Ini menjadi alasan utama agar penggerak desa wisata dan pelaku usaha pariwisata berkolaborasi mengembangkan. Kita dampingi manajemennya, digital marketing, kepemanduandan pembuatan paket wisata,” tuturnya.

ASPPI NTB bersama Kemenpar telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan desa wisata tersebut. Untuk 2021 disiapkan pengembangan 67 desa wisata di seluruh Indonesia, NTB ada 11 desa wisata. Upaya tersebut sekaligus menjadi tema besar yang diusung dalam Musyawarah Daerah (musda) III DPD ASPII NTB Rabu (30/6).

Ketua ASPPI NTB, Ahmad Ziadi mengatakan, ada program pendampingan untuk 11 desa wisata. Antara lain Senaru, Genggelang, Pemenang Barat, dan Malaka di Kabupaten Lombok Utara; Sesaot dan Mekarsari di Lombok Barat, Sukarara dan Bilebante di Lombok Tengah, Tete Batu, Kembang Kuning, dan Seruni Mumbul di Lombok Timur.

Baca Juga :  FLS2N-SD Wadah Berkreasi dan Berekspresi

“Saat ini semangat kolaboratif, inovatif, dan adaptif memang diperlukan untuk mewujudkan pariwisata NTB yang gemilang. Kita tidak bisa terus terpuruk begitu saja,” tuturnya.

ASPII NTB disebutnya akan memaksimalkan pendampingan masing-masing desa wisata tersebut. Di sisi lain, salah satu pekerjaan rumah yang perlu dilakukan adalah pembentukan DPC. Karena diketahui, ASPII saat ini hanya ada di tingkat provinsi.

“Dengan adanya DPC, pendampingan bisa lebih intens dilakukan. Termasuk untuk penggarapan program-program berkolaborasi dengan pemerintah,” imbuhnya. (dev/*)

Komentar Anda