KLU Sudah Maksimal Menekan Laju Covid-19

TAPAL BATAS: Gapura Lombok Utara sebagai tanda perbatasan dengan Lombok Barat (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Kabupaten Lombok Utara (KLU) masuk klasifikasi zona kuning covid-19. Artinya, risiko penyebaran covid-19 rendah di Gumi Tioq Tata Tunaq itu.
Per 29 Juli 2021, kasus positif covid-19 di KLU mencapai 416 dengan jumlah yang sembuh 376 dan meninggal dunia 17. “Posisi kita sampai sekarang masih kategori kuning, dalam kategori ini kita bisa melakukan segala aktivitas dengan pembatasan sedikit. Tidak seperti level 4 di zona merah. Dan kita pernah berhasil zero kasus, untuk mengejar itu tentu cukup berat,” ungkap Asisten I Setda KLU Kawit Sasmita kepada Radar Lombok.
Upaya pemerintah dalam menekan kasus penyeberan covid-19 diklaim sudah maksimal dilakukan, mulai dari sosialisasi hingga melaksanakan operasi yustisi penegakan Perda dan Perbup tentang Pencegahan Covid-19. Termasuk juga mempersiapkan Puskesmas dan RSUD ketika ada masyarakat yang terkonfirmasi positif covid-19. “Pimpinan daerah juga selalu menyampaikan setiap turun ke masyarakat. Tapi, penularan lebih banyak datang dari interaksi masyarakat luar KLU. Di sinilah pentingnya melakukan penegakan protokol kesehatan tersebut,” terangnya.

Baca Juga :  JCH KLU Berangkat 5 September

Dari sejumlah upaya tersebut, inti dari penekanan penyebaran kasus covid-19 harus benar-benar dari kesadaran masyarakat sendiri, karena dampaknya juga dirasakan oleh masyarakat. Dimaklumi juga kondisi masyarakat sudah terlalu lama menunggu kepastian kapan covid-19 berakhir. Ketidakpastian ini membuat masyarakat jenuh. “Masyarakat kita sebenarnya sudah sabar, tapi saking lama bersabar menunggu kepastian covid-19 membuat jenuh, belum lagi juga mereka memikirkan kebutuhan ekonominya, sebab bantuan pemerintah tidak bisa jadi andalan utama,” tegasnya.

Baca Juga :  Kantor Pemerintahan KLU Bakal Tersebar di Lima Desa

Pemerintah KLU juga tidak bisa menganggarkan kembali jarring pengaman sosial (JPS) sembako seperti tahun lalu. Sebab, kondisi keuangan daerah tidak kuat. Yang bisa dianggarkan hanya kebutuhan pencegahan penyebaran covid-19 secara reguler.

Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap mengandalkan hasil perkebunan, laut, perdagangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Silakan, masyarakat memanfaatkan potensi yang ada dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya. (flo)

Komentar Anda